Tabanan (Antara Bali) - Pantai Yeh Gangga yang berlokasi di Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, Bali, kondisinya mulai mengkhawatirkan menyusul abrasi yang terjadi sejak dua pekan terakhir.

Bendesa (Kepala) Desa Adat Yeh Gangga, I Ketut Leget di Tabanan, Minggu, mengatakan, hingga kini belum ada tindakan apapun dari pihak terkait guna membendung tergerusnya pesisir pantai dari abrasi.

"Padahal kami sudah menyampaikan masalah ini ke Dinas Perikanan dan Kelautan agar segera ada penanganan," kata Leget.

Berdasar pantauan di Lokasi, bibir pantai sepanjang sekitar 300 meter amblas tergerus air laut dan dua sungai yang mengelilingi pantai. Abrasi itu memanjang dari sisi timur ke barat pantai yang dikenal dengan potensi lobster dan ikan layur tersebut.

"Bahkan sebuah pos atau tempat untuk menaruh banten (sesajen) yang biasa dipakai warga untuk kegiatan persembahyangan terancam tergerus abrasi," ujar Leget didampingi tokoh nelayan setempat I Nengah Widia.

Jika sampai tanah yang ditempati bangunan pos yang disebut dengan "asagan" ikut tergerus, akan mengganggu kegiatan persembahyangan.

Untuk itu desa adat setempat sudah bersiap memindahkan atau membangun tempat banten yang baru di lokasi ke utara atau lebih dekat dengan daratan pantai yang selalu ramai dikunjungi warga, baik untuk bersembahyang atau untuk bertamasya.

Menurut Leget, abrasi terjadi lantaran adanya perubahan arus sungai Yeh Hempas yang berlokasi di timur pantai yang bergerak ke arah barat atau ke kanan. Biasanya, ujar dia, arus sungai langsung ke laut karena terhalang pasir dan batu yang bergerak menutupi tepi pantai sehingga berbelok ke kanan dan menggerus pinggiran pantai.

Kondisi tersebut juga diakibatkan belum tertatanya bangunan batu branjong yang dibangun PU empat tahun lalu, sehingga pasir ikut terdesak dan bergeser yang posisinya makin meninggi dan menghalangi arus sungai Yeh Hempas.

"Kami sudah ajukan permohonan agar eskavator atau deko milik PU bisa dipakai untuk mengeruk pasir dan menimbunnya ke sisi sungai untuk meluruskan arus sungai sehingga bisa langsung ke pantai," ucap Leget.

Selain akibat perubahan arus sungai Yeh Hempas di sisi barat pantai juga terjadi perubahan arus yang sama dari sungai Pangkung berhulu di desa sekitar yang tidak bisa langsung ke pantai, namun berbelok ke kiri.

Akibatnya di sisi kanan dan kiri pantai digerus oleh kedua arus sungai yang hingga kini abrasinya terus terjadi dan mulai mengancam luasan daratan pantai.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010