Jakarta (Antara Bali) -  Penyakit kanker serviks dapat disembuhkan  melalui deteksi dini terhadap penyakit yang dialami wanita itu, kata Direktur Pemasaran KalGen DNA dokter Sandy Qlintang.

"Di Indonesia sebanyak 70 persen kanker serviks baru diketahui setelah pasien sudah pada stadium lanjut dan kebanyakan orang yang terkena kanker serviks tidak menyadari dirinya terkena kanker serviks karena penyakit ini tidak menimbukan gejala di awal," kata Sandy di Jakarta, Sabtu.

Sandy menyatakan keprihatinannya karena cakupan skrining kanker serviks atau kanker mulut rahim  baru 5 persen, padahal dibutuhkan cakupan 85 persen untuk dapat menurunkan angka kejadian dan kematian akibat penyakit ini.

Pimpinan Unit Women Health Center  Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr.dr. Junita Indarti, Sp.O.G(K) mengatakan bahwa kanker serviks merupakan kanker yang terjadi di daerah leher rahim dan disebabkan oleh virus HPV (human papilloma virus).

Pemeriksaan sitologi (cyte: sel, logy: ilmu) bertujuan untuk mendeteksi perubahan sel serviks akibat radang atau perubahan sel ke arah keganasan.

Hal itu dapat mendeteksi kelainan pada tahap prakanker. Apabila terdeteksi adanya lesi prakanker atau kanker, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, yaitu kolposkopi dan biopsi untuk konfirmasi diagnosa.
        
Pemeriksaan HPV bertujuan mendeteksi adanya infeksi HPV, bahkan sebelum terjadi perubahan sel serviks.

Bahan pemeriksaan diambil dari spesimen yang sama dengan pemeriksaan sitologi berbasis cairan. Pemeriksaan infeksi HPV mempunyai sensitivitas yang tinggi dalam mendeteksi lesi prakanker. (*/DWA)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013