Denpasar (Antara Bali) - Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Provinsi Bali mengingatkan para bupati/wali kota di Pulau Dewata supaya memosisikan diri secara netral dalam tahapan pemilihan kepala daerah.
"Jangan sampai menjadi bupati, tetapi waktunya dihabiskan untuk urusan pemilihan gubernur. Otomatis nanti konsentrasinya melayani masyarakat akan terpecah," kata Ketua Panwaslu Bali I Made Wena di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, kalau sedari awal proses Pilkada Bali sudah ada unsur-unsur yang kurang "fair", tentunya hasil akhir pilkada tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
"Kami juga akan melakukan pengawasan ke kabupaten-kabupaten, jangan ada kapling-kapling daerah. Kalau sudah calon yang dijagokan kalah apa nantinya masih menjadi basis calon tersebut?" ujarnya mempertanyakan.
Oleh karena itu, Wena mengajak masyarakat untuk turut mengontrol para bupati/wali kota ketika melaksanakan tugas. Masyarakat tidak benar juga jika meminta pejabat untuk hadir menyosialisasikan cagub dan cawagub pada saat jam kerja. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Jangan sampai menjadi bupati, tetapi waktunya dihabiskan untuk urusan pemilihan gubernur. Otomatis nanti konsentrasinya melayani masyarakat akan terpecah," kata Ketua Panwaslu Bali I Made Wena di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, kalau sedari awal proses Pilkada Bali sudah ada unsur-unsur yang kurang "fair", tentunya hasil akhir pilkada tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
"Kami juga akan melakukan pengawasan ke kabupaten-kabupaten, jangan ada kapling-kapling daerah. Kalau sudah calon yang dijagokan kalah apa nantinya masih menjadi basis calon tersebut?" ujarnya mempertanyakan.
Oleh karena itu, Wena mengajak masyarakat untuk turut mengontrol para bupati/wali kota ketika melaksanakan tugas. Masyarakat tidak benar juga jika meminta pejabat untuk hadir menyosialisasikan cagub dan cawagub pada saat jam kerja. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013