Denpasar (Antara Bali) - Aneka jenis pepohonan tumbuh subur di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali selatan pada hamparan lahan seluas 1.373 hektare.

Kawasan menghijau sepanjang jalan arteri Sanur-Nusa Dua itu adalah proyek percontohan hutan bakau, kerja sama antara Kementerian Kehutanan dengan "Japan International Cooperation Agency-JICA".

Pengembangan kawasan mangrove tersebut dinilai cukup berhasil, karena pepohonan yang menghijau selain menjadi "paru-paru" kota Denpasar juga mampu menangkal abrasi pantai.

Sepanjang pantai yang ditumbuhi pohon bakau yang lestari, kini kondisinya tetap utuh, berbeda dengan sejumlah pantai lainnya di Bali yang terus terkikis akibat terjangan ombak yang dahsyat.

Calon Gubernur Bali Anak Agung Ngurah Puspayoga dan Cagub Dewa Nyoman Sukrawan (PAS) berbaur dengan ratusan masa pendukungnya melakukan penanaman bakau di lokasi tersebut.

"Penamanan pohon bakau dilakukan di sekitar Pantai Mertasari Sanur sekaligus sosialisasi dan menyampaian visi dan misi kandidat gubernur Bali yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP," tutur Ketua Panitia kegiatan tersebut, AA Kompyang Raka.

Kegiatan sosialisasi PAS dikemas layaknya pesta rakyat yang diwarnai denganpenampilan sejumlah artis Bali. Menariknya, mereka membuat atau mengubah lagu khusus bagi pasangan PAS yang dilakukan oleh Ray Peni dengan menciptakan lagu "PAS" dan Edy Botak yang membuat lagu "PAS untuk Bali".

Demikian pula penyanyi Trio Tiwi tampil menyayikan lagu "Puspayoga Nak Bali" gubahan I Gusti Ngurah Murthana.

Menurut Sekretaris Tim Pemenangan PAS, Nyoman Sudiantara sosialisasi PAS sengaja dikemas tidak monoton, sehingga warga bisa memetik langsung manfaatnya. Kegiatan sosialisasi sekaligus hiburan itu juga diisi dengan peragaan mesin pengolah sampah plastik dan pemberian bingkisan kepada para pemangku, pemimpin upacara keagamaan umat Hindu.

"Kegiatan tersebut sebagai wujud komitmen PAS dalam melestarikan lingkungan dan budaya Bali," ujar Kompyang Raka.

Kedua hal tersebut merupakan visi dan misi PAS yang akan diwujudkan dalam tindakan kongkrit. "Jadi harus ada contoh nyata dalam mewujudkan Bali menjadi provinsi yang bersih dan hijau (Clean dan Green)".

Visi dan misi itu akan dilaksanakan dengan penuh semangat kebersamaan dan keterpaduan dengan pemerintah kabupaten dan kota di Pulau Dewata. Bahkan aset-aset milik pemerintah provinsi akan diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah kabupaten kota.

Dengan demikian pelayanan kepada masyarakat akan lebih baik, karena aset yang ada benar- benar dimanfaatkan. Sementara itu, AAN Puspayoga dan Dewa Nyoman Sukrawan jika dipercaya mengendalikan Bali berkomitmen menjaga lingkungan termasuk dengan penolakan atas alih fungsi lahan hutan mangrove Tahura Ngurah Rai untuk dijadikan pembangunan fasilitas pariwisata.

Hutan bakau itu akan dikelola dan dimanfaatkan agar mampu berfungsi sebagai penahan erosi dan gelombang yang mengancam Bali selatan, khususnya wilayah Denpasar.

Plastik jadi minyak

Peragaan pengolahan sampah plastik dilakukan oleh Ida Bagus Ketut Atmadja yang menemukan teknologi tepat guna tersebut. Alat yang cukup sederhana itu mampu mengubah plastik menjadi semacam minyak yang bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar.

Pemerintah Kota Denpasar telah menggunakan alat itu dan mempromosikannya sebagai solusi dalam menangani masalah sampah plastik. Upaya itu diharapkan mampu mendukung mewujudkan Bali yang bersih dan hijau sesuai harapan bersama.

Program penghijauan dan pengolahan sampah plastik tersebut merupakan bentuk komitmen PAS yang diusung PDIP dalam Pilgub Bali dalam mendukung gerakan satu miliar pohon yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Penanaman mangrove di lingkungan pantai sekaligus mendukung program konservasi pantai di Bali, dan menjadi tempat hidup berbagai jenis ikan dan hewan laut lainnya.

Dari aspek lingkungan, penanaman mangrove juga dapat bermanfaat dalam aspek ekonomi, karena tanaman bakau bisa diolah menjadi berbagai produk makanan dan minuman, seperti sirup, sabun, kue, tepung dan dodol.

Selain itu mangrove juga mampu menjadi habitat sekaligus tempat budidaya kepiting yang bernilai ekonomis, dan dapat dikelola sehingga menjadi kawasan ekowisata terpadu.

Proyek percontohan hutan bakau di Bali secara tidak langsung menjadi objek wisata yang cukup diminati masyarakat maupun wisatawan mancanegara.

Dalam setahun tidak kurang dari 6.000 wisatawan mancanegara atau setiap bulannya rata-rata 500 orang ikut jalan-jalan ke dalam kawasan hutan bakau.

Belum lagi masyarakat setempat setiap sore rekreasi ke dalam kawasan hutan, yang telah dilengkapi dengan fasilitas tempat duduk, tempat bermain dan tempat memacing di sungai-sungai kecil.

Kawasan hutan bakau di atas hamparan seluas 1.373 hektar juga ditumbuhi pepohonan mengandung aneka jenis tanaman obat-obatan yang dapat penyembuhkan berbagai jenis penyakit.

Aneka jenis tanaman obat-obatan yang tumbuh secara liar diantara tanaman bakau itu mengandung khasiat yang luar biasa. Bagian dari pohon bakau itu ada yang mengandung bahan yang dapat dicampurkan dengan menu makanan lain sehingga menu yang dihidangkan menjadi lebih enak dan lezat. (*/ADT)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013