Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali menggelar pengabdian  (PKM) dengan kegiatan pembinaan ke masyarakat kawasan Geopark Batur, Kintamani, dalam hal peningkatan kualitas produk.

Kepala pusat penelitian kepada masyarakat Poltekpar Bali Putu Diah Sastri Pitanatri di Denpasar, Selasa, mengatakan kegiatan bertajuk pendampingan masyarakat desa wisata dalam Peningkatan Quality Assurance dan Kreativitas dalam Pengolahan Produk Lokal di Kawasan Geopark Batur, ini pada hari pertamanya berlangsung pada Rabu (30/10) lalu.

Adapun tujuannya untuk membina masyarakat setempat dalam meningkatkan kualitas dan kreativitas produk wisata.

Dalam kegiatan ini, Diah menekankan pentingnya mengintegrasikan kualitas layanan dengan keunikan budaya lokal.

“Geopark Batur yang diakui dunia memang menawarkan keindahan alam luar biasa, tetapi keberlanjutan wisata tidak hanya bergantung pada panorama,” kata dia.

“Pengalaman wisata mencakup kualitas pelayanan, keamanan, kebersihan, dan budaya khas yang mampu membuat wisatawan betah. Quality Assurance dan kreativitas produk lokal adalah kunci dalam PKM ini,” sambung Diah.

Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari anggota kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan masyarakat di sekitar Geopark Batur.

Meskipun telah aktif dalam pariwisata, masyarakat setempat masih membutuhkan pendampingan dalam hal etika pelayanan dan pengembangan produk lokal. 

Tradisi dan keyakinan pada kekuatan gaib Gunung Batur turut membentuk budaya unik yang dapat menyatu dengan keterampilan moderen untuk memikat wisatawan.

“PKM ini pun dirancang untuk membekali peserta dengan teori dan praktik terbaik dalam mengelola desa wisata serta menciptakan produk ikonik seperti manisan dan dodol jeruk khas Kintamani,” ujar Diah.
 
Poltekpar Bali menggandeng sejumlah narasumber seperti Komang Agus Harditya Putra yang berbagi wawasan tentang branding dan pentingnya pemasaran melalui media sosial, kemudian I Gede Darmawijaya membahas pentingnya pengelolaan dan pemeliharaan kawasan Geopark Batur.

Materi ditutup oleh Anom Hery Suasapha yang memotivasi masyarakat untuk lebih berdaya dan mandiri dalam mengelola potensi wisata lokal.

Tak ketinggalan, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangli Wayan Sugiarta menyampaikan pandangannya tentang pentingnya standar kualitas dalam memenangkan persaingan. 

“Produk lokal harus memiliki keunggulan rasa dan memenuhi standar mutu agar diterima oleh konsumen. Penerapan Quality Assurance yang efektif menjamin daya saing produk kita,” ujarnya sambil menyoroti pentingnya inovasi yang berlandaskan kearifan lokal.
 

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024