Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar mengungkapkan sesar aktif di daratan memicu gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Gianyar, Bali, dengan magnitudo 4,8.
"Gempa bumi memiliki mekanisme sesar turun dengan kombinasi mendatar atau Normal Oblique," kata Kepala BMKG Wilayah III Cahyo Nugroho di Denpasar, Bali, Sabtu.
BMKG mendata dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Gianyar dengan skala Mercalli (Modified Mercalli Intensity/MMI) yakni satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yakni IV MMI.
Menurut BMKG, skala IV MMI dirasakan orang banyak di dalam rumah atau di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela dan pintu berderik dan dinding berbunyi.
Selain itu, getaran gempa juga dirasakan di Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Tabanan, Karangasem dan Bangli dengan skala III MMI yang getarannya dirasakan nyata dalam rumah, seperti ada truk melintas.
Getaran gempa juga terasa di Kabupaten Buleleng hingga Kota Mataram dan Lombok Barat di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan skala II MMI yakni getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Ia juga memastikan gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami.
BMKG mencatat terjadi gempa susulan dengan magnitudo sudah menurun yakni 2,8 pada 5 kilometer barat daya Gianyar dengan berkedalaman 21 kilometer.
Gempa dangkal itu merupakan gempa kedua yang berpusat di Gianyar, Bali, yang sebelumnya berkekuatan magnitudo 4,9 terjadi pada Sabtu (7/9) pada pukul 09.51 Wita dengan titik gempa berada pada kedalaman 10 kilometer.
Sejumlah bangunan dilaporkan rusak di Gianyar saat gempa bumi yang pertama pada 7 September 2024 itu.
Baca juga: Gempa bumi dangkal magnitudo 4,8 guncang Gianyar di Bali
Baca juga: Gempa bumi dangkal magnitudo 4,9 getarkan Bali
Baca juga: BPBD teliti pemicu dan dampak gempa 4,9 magnitudo di Gianyar
Baca juga: BNPB pastikan kerusakan akibat gempa di Bali sudah ditangani dengan cepat
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
"Gempa bumi memiliki mekanisme sesar turun dengan kombinasi mendatar atau Normal Oblique," kata Kepala BMKG Wilayah III Cahyo Nugroho di Denpasar, Bali, Sabtu.
BMKG mendata dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Gianyar dengan skala Mercalli (Modified Mercalli Intensity/MMI) yakni satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yakni IV MMI.
Menurut BMKG, skala IV MMI dirasakan orang banyak di dalam rumah atau di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela dan pintu berderik dan dinding berbunyi.
Selain itu, getaran gempa juga dirasakan di Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Tabanan, Karangasem dan Bangli dengan skala III MMI yang getarannya dirasakan nyata dalam rumah, seperti ada truk melintas.
Getaran gempa juga terasa di Kabupaten Buleleng hingga Kota Mataram dan Lombok Barat di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan skala II MMI yakni getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Ia juga memastikan gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami.
BMKG mencatat terjadi gempa susulan dengan magnitudo sudah menurun yakni 2,8 pada 5 kilometer barat daya Gianyar dengan berkedalaman 21 kilometer.
Gempa dangkal itu merupakan gempa kedua yang berpusat di Gianyar, Bali, yang sebelumnya berkekuatan magnitudo 4,9 terjadi pada Sabtu (7/9) pada pukul 09.51 Wita dengan titik gempa berada pada kedalaman 10 kilometer.
Sejumlah bangunan dilaporkan rusak di Gianyar saat gempa bumi yang pertama pada 7 September 2024 itu.
Baca juga: Gempa bumi dangkal magnitudo 4,8 guncang Gianyar di Bali
Baca juga: Gempa bumi dangkal magnitudo 4,9 getarkan Bali
Baca juga: BPBD teliti pemicu dan dampak gempa 4,9 magnitudo di Gianyar
Baca juga: BNPB pastikan kerusakan akibat gempa di Bali sudah ditangani dengan cepat
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024