Oleh Hasan Zainuddin

Banjarmasin (Antara Bali) - Menyusuri Sungai Martapura, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menggunakan "klotok" (perahu bermesin) seraya menikmati kuliner khas setempat, Soto Banjar, merupakan salah satu kegiatan wisata yang belakangan ini kian digandrungi.

"Menikmati kuliner sambil menyaksikan pemandangan Sungai Martapura dengan aneka budayanya, tak terasa sepiring soto ditambah 10 tusuk sate ayam ludes dimakan," kata seorang wisatawan, Aprizal warga Berland, Jakarta Timur.

Dia mengaku, biasanya makan tak pernah sebanyak itu, tetapi di tengah suasana yang menyenangkan seperti ditambah lezatnya soto membuat makan menjadi lahap, tutur Aprizal yang datang ke Banjarmasin bersama istri dan seorang putrinya.

Belakangan ada kecendrungan wisatawan menikmati wisata susur sungai sambil menikmati berbagai kuliner khas daerah berjuluk "kota seribu sungai" tersebut.

Mereka datang ke Banjarmasin baik perorangan maupun grup kemudian mendatangi warung-warung kuliner, setelah itu menyewa sebuah klotok lalu bepergian susur sungai selama satu jam atau lebih sambil makan dan minum di dalam angkutan sungai tersebut.

Seperti pemantauan penulis di rumah makan Soto Abang Amat, Banua Anyar, Selasa (12/3) begitu banyak wisatawan nusantara memenuhi lokasi yang berada di tepian Sungai Martapura tersebut.

Di lokasi rumah makan yang berada di perkampungan padat penduduk tersebut, wisatawan bisa makan dan minum sambil dihibur kesenian lokal, musik panting. Bahkan pengunjung juga diajak berjoget ria diiringi irama musik panting dengan lagu-lagu berbahasa Banjar.

Pernah beberapa waktu lalu, Ahmad Mukhlis Yusuf (MY) saat masih menjabat Direktur Utama Perum LKBN Antara datang bersama istrinya dan beberapa kerabat mengunjungi Soto Abang Amat. Setelah makan lalu ikut bergabung dengan pengunjung lain berjoget diiringi irama lagu-lagu lokal di rumah makan soto tersebut.

"Tolong ambil potret saya lagi ikut berjoget untuk kenang-kenangan," kata MY, sapaan akrabnya, kepada penulis waktu itu.

Hembusan angin dan bunyi riak gelombang Sungai Martapura dan suasana lingkungan perairan yang asri menambah keasyikan para pengunjung untuk mencicipi hidangan makanan yang didominasi lontong, telur, dan ayam kampung tersebut.

Dari sekian pengunjung tersebut ada yang lebih memilih menikmati kuliner seraya dihibur musik panting, ada pula yang lebih memilih hidangan dibawa naik ke klotok dan disantap sambil menikmati wisata susur sungai.

Seperti keluarga Aprizal asal Jakarta, memilih makan dan minum di dalam klotok lalu berlayar selama satu jam rute rumah makan Soto Banjar Abang Amat Banua Anyar ke lokasi kawasan wisata sungai Siring Tendean pusat kota Banjarmasin pulang-pergi.

Selama perjalanan sungai tersebut wisatawan bisa menyaksikan aneka budaya sungai, seperti warung-awrung terapung, rumah terapung, industri terapung, dan suasana Kota Banjarmasin di pinggir sungai.

Pengunjung bisa menyaksikan budaya lainnya, seperti warga setempat berada di "lanting" (tempat khusus mandi dan cuci di atas sungai) mandi, mencuci, sikat gigi, bahkan ada yang sambil buang hajat di jamban yang ada di rumah terapung tersebut.

Kemudian ada pula warga yang asyik memancing, mencari kerang sungai, atau menyaksikan sekumpulan anak-anak sedang berenang kesana-kemari dan bermain di permukaan air.

Memang di Banjarmasin banyak rumah penduduk halamannya tidak menghadap ke daratan, tetapi ke sungai, karena tak punya halamann daratan, anak-anak yang suka bermain, merekapun terpaksa memanfaatkan perairan.

Tarif klotok rute Banua Anyar-Siring Tendean hanya Rp100.000, tetapi bila rute lebih jauh seperti Banua Anyar-Pasar terapung, banua Anyar-Pulau kembang Rp200.000, kata Rahmadi pemilik klotok yang mangkal di kawasan tersebut.

Terdapat sekitar sepuluh buah klotok mangkal dan yang siap melayani rute wisata susur sungai di rumah makan Soto Amang Amat tersebut.

Di Banjarmasin selain rumah makan Soto Abang Amat masih ada beberapa lokasi untuk penikmat kuliner seraya wisata susur sungai, seperti rumah makan Soto Bawah Jembatan, rumah Makan Yana Yani di Sungai Jingah, atau rumah patin, Pasar Lima. (*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013