Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam Forum Transportasi Udara Asia Pasifik 2024 membahas rencana pemerintah secara bertahap mengubah penggunaan avtur berbahan bakar fosil menjadi Sustainable Aviation Fuels (SAF) atau bioavtur.
“Kami berfikir bahwa tidak saja mengubah penggunaan avtur yang berbahan bakar fosil, tetapi kami akan meningkatkan atau mengubah secara bertahap dengan avtur yang ramah lingkungan,” kata Budi Karya Sumadi di Kabupaten Badung, Bali, Selasa.
Dalam rangkaian Bali International Airshow 2024 itu Menhub mengaku pemerintah sudah melangkah ke sana melalui berbagai pembicaraan dan inisiasi yang dikomandoi Kemenko Kemaritiman dan Investasi.
Namun untuk mengubah penggunaan avtur fosil ke SAF tidak mudah karena berkaitan dengan hal teknis, pendanaan dan pemasaran.
Oleh karena itu pemerintah saat ini berupaya membuat skala ekonomi untuk masa mendatang agar Indonesia memiliki tempat atau bahan sebagai campuran avtur agar dapat menjadi produsen tidak hanya konsumen SAF.
Baca juga: Menhub jamin Bali International Airshow tak ganggu penerbangan
“Bertahap ya kami akan mulai lakukan itu di 2027 dan kita akan final semuanya selanjutnya karena selain teknologinya dibutuhkan, keuangannya juga harus mencari titik terbaik,” ujar Menhub.
Dalam forum tersebut Indonesia menyatakan komitmennya mengembangkan SAF, meningkatkan akses keuangan, serta memperkuat kemitraan untuk mempromosikan SAF dalam revolusi hijau penerbangan.
Lebih jauh, sistem pesawat udara nirawak atau unmanned aircraft systems (UAS) dan mobilitas udara canggih/advanced air mobility (AAM) menawarkan peluang baru dalam manajemen wilayah udara, mengurangi kemacetan, meningkatkan logistik, serta memangkas emisi.
Komitmen Indonesia disebut sejalan dengan agenda Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang menyoroti pentingnya peran SAF dan bahan bakar penerbangan rendah karbon dalam mengurangi emisi CO2.
Budi Karya berharap melalui forum di sela Bali International Airshow 2024 ini dapat memicu dialog dan menginspirasi peningkatan masa depan ruang udara terpadu, produksi, serta pembiayaan SAF agar tercipta sektor penerbangan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Baca juga: Menhub yakin program tol laut berlanjut di pemerintahan baru
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
“Kami berfikir bahwa tidak saja mengubah penggunaan avtur yang berbahan bakar fosil, tetapi kami akan meningkatkan atau mengubah secara bertahap dengan avtur yang ramah lingkungan,” kata Budi Karya Sumadi di Kabupaten Badung, Bali, Selasa.
Dalam rangkaian Bali International Airshow 2024 itu Menhub mengaku pemerintah sudah melangkah ke sana melalui berbagai pembicaraan dan inisiasi yang dikomandoi Kemenko Kemaritiman dan Investasi.
Namun untuk mengubah penggunaan avtur fosil ke SAF tidak mudah karena berkaitan dengan hal teknis, pendanaan dan pemasaran.
Oleh karena itu pemerintah saat ini berupaya membuat skala ekonomi untuk masa mendatang agar Indonesia memiliki tempat atau bahan sebagai campuran avtur agar dapat menjadi produsen tidak hanya konsumen SAF.
Baca juga: Menhub jamin Bali International Airshow tak ganggu penerbangan
“Bertahap ya kami akan mulai lakukan itu di 2027 dan kita akan final semuanya selanjutnya karena selain teknologinya dibutuhkan, keuangannya juga harus mencari titik terbaik,” ujar Menhub.
Dalam forum tersebut Indonesia menyatakan komitmennya mengembangkan SAF, meningkatkan akses keuangan, serta memperkuat kemitraan untuk mempromosikan SAF dalam revolusi hijau penerbangan.
Lebih jauh, sistem pesawat udara nirawak atau unmanned aircraft systems (UAS) dan mobilitas udara canggih/advanced air mobility (AAM) menawarkan peluang baru dalam manajemen wilayah udara, mengurangi kemacetan, meningkatkan logistik, serta memangkas emisi.
Komitmen Indonesia disebut sejalan dengan agenda Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang menyoroti pentingnya peran SAF dan bahan bakar penerbangan rendah karbon dalam mengurangi emisi CO2.
Budi Karya berharap melalui forum di sela Bali International Airshow 2024 ini dapat memicu dialog dan menginspirasi peningkatan masa depan ruang udara terpadu, produksi, serta pembiayaan SAF agar tercipta sektor penerbangan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Baca juga: Menhub yakin program tol laut berlanjut di pemerintahan baru
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024