Pemerintah Indonesia memanfaatkan peluang perhelatan Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLF-MSP) dan Forum Indonesia-Afrika (IAF) Ke-2 di Bali untuk menambah kunjungan wisatawan mancanegara dari kawasan Afrika.

“Ini (HLF-MSP dan IAF) sarana promosi yang sangat efektif dalam memperkuat nama Indonesia, kemarin BPS baru merilis data terakhir yang menunjukkan kunjungan Wisman Afrika ke Indonesia meningkat signifikan,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.

Dalam sesi konferensi pers HLF-MSP dan IAF Ke-2 di Badung, Bali, Selasa, ia menyebut saat ini dari lima besar kunjungan Wisman Afrika ke Indonesia, wisatawan dari Afrika Selatan menjadi yang tertinggi jumlahnya, mencapai 15 ribu kunjungan.

Dilanjutkan Mesir, Maroko, Tunisia, dan Kenya, dimana mereka semua masuk melalui pintu utama Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau.

Maka dari itu pemerintah ingin peluang yang dimulai dari konferensi ini dimanfaatkan ke depan, sebab Afrika memiliki populasi hampir 1 milyar jiwa.

“Semua mata tertuju ke Afrika karena memiliki pasar besar dan sumber daya melimpah, oleh karena itu kami melihat pertumbuhan ini perlu didorong lagi dengan rangkaian kegiatan yang mudah-mudahan bisa memperkuat kerja sama Afrika-Indonesia,” ujar Sandiaga.

Selain jumlah kunjungan yang tinggi, Menparekraf melihat Wisman Afrika dengan profil wisatawannya berusia 35-40 tahun ini memiliki waktu lama tinggal mencapai 17 hari.

Waktu tinggal yang panjang ini linear dengan jumlah pengeluaran rata-rata Rp38 juta per orang atau di atas rata-rata wisatawan mencanegara lainnya.

Oleh karena itu Menparekraf menargetkan pasca-penyelenggaraan HLF-MSP dan IAF Ke-2 kunjungan dari kawasan Afrika meningkat hingga 20 persen yang didominasi wisatawan bisnis.

Kemenparekraf turut memanfaatkan kesempatan konferensi untuk menjalin kerja sama pariwisata dengan sejumlah negara Afrika seperti Mesir, Sudan, Aljazair, dan Zanzibar.

Saat ini pemerintah membidik kerja sama dengan tiga negara ekonomi terbesar di Afrika yaitu Afrika Selatan, Nigeria, dan Angola.



Baca juga: Pemerintah sebut pariwisata Bali Utara terhambat aksesibilitas

Baca juga: Pemprov Bali dan ISSITA berkolaborasi kembangkan pariwisata minat khusus

Baca juga: Menparekraf tak mau pariwisata berlebih terjadi di Bali Selatan

Baca juga: Kemenparekraf targetkan 25 persen turis geser ke luar Bali Selatan

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024