Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyayangkan travel agen yang melakukan praktek "jual-beli kepala" dengan menekan tarif kamar hotel berbintang hanya 40 dolar AS per malam dan rombongan turis hanya ditangani pemandu wisata.
"Praktek itu harus dihentikan. Kalau tidak, rusak pariwisata kita. Masak hotel kelas mahal diobral, rombongan turis hanya cukup dibayari oleh pemandu," katanya saat untuk pertamakalinya menjamu jajaran pimpinan redaksi di Denpasar, Minggu.
Mangku Pastika yang sudah satu-setengah tahun menjabat Gubernur Bali, meminta kalangan pariwisata menangani masalah tersebut secara tuntas, sehingga tidak ada lagi praktek "jual-beli kepala" yang hanya didasarkan pada hitungan volume, tanpa memperhatikan aspek pelayanan.
ANTARA sebelumnya melaporkan, berdasarkan perjanjian tarif kamar antara travel agen dengan hotel-hotel di Bali, termasuk di kawasan elit Nusa Dua, sebagian hanya berkisar 25 - 30 dolar AS per malam dan banyak dinikmati wisatawan asal Taiwan, China.
Menurut Mangku Pastika, obral tarif kamar hotel kelas mahal itu selain bertentangan dengan keinginan menjadikan Bali sebagai destinasi berkelas, juga bisa merusak citra pariwisata, karena pelayanan yang diberikan asal-asalan.
Diceritakan, pernah ada rombongan turis yang kemudian ditinggalkan oleh pemandunya, karena wisatawan itu tidak berbelanja di toko suvenir yang dituju. "Itu terjadi karena pemandu hanya berharap komisi dari toko oleh-oleh," ucapnya.
Karena tarif yang diberikan ke pihak hotel dan pemandu sangat rendah, akhirnya makanan yang disajikan untuk rombongan wisatawan juga asal-asalan. "Hal seperti ini tak disadari bakal bisa merusak citra pariwisata kita," tegasnya.
Gubernur juga menjelaskan kondisi arus lalu lintas yang semakin krodit, sehingga dikhawatirkan membuat wisatawan malas pergi ke Bali.
Ia memberi contoh wisatawan asing yang menginap di Nusa Dua, saat lalu lintas macet untuk ke Ubud memerlukan waktu tempuh sampai lima jam. "Ini kalau dibiarkan, lama-lama orang malas ke Bali," ucapnya.
Karena itu masyarakat diharapkan memahami rencana pemerintah membangun jalan layang dan jalan tol, guna mengatasi kondisi arus lalu lintas yang krodit tersebut.
Selain itu, juga akan dioperasikan bus yang melayani beberapa tujuan, seperti Bandara Ngurah Rai-Denpasar dan Gianyar dalam program Serbagita. Tetapi program yang mulai dipersiapkan itu baru bisa diwujudkan tahun 2011.
Pada acara yang hanya didampingi sekretaris provinsi, kepala bappeda dan kepala biro humas itu, Gubernur berharap bantuan media massa untuk mengungkapkan hal-hal yang perlu diperbaiki dan belum diketahui oleh pihaknya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010