Perusahaan perhotelan berbasis teknologi, RedDoorz siap melakukan ekspansi bisnis untuk menggaet mitra properti di Bali guna mendukung tren positif sektor pariwisata di Pulau Dewata yang mulai pulih setelah terdampak pandemi COVID-19.

“Kami berharap dapat meningkatkan mitra, terus bertumbuh dan melanjutkan investasi di Bali,” kata Pendiri dan CEO RedDoorz Amit Saberwal di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.

Menurut dia, Bali menjadi salah satu pendorong pertumbuhan bisnis di Indonesia karena didukung alam, budaya hingga infrastruktur dan akses penerbangan langsung dari sejumlah titik baik dalam dan luar negeri.

Ia optimistis permintaan terhadap akomodasi terjangkau akan meningkat sejalan dengan tren pariwisata di Bali yang tumbuh positif, termasuk didorong kombinasi wisatawan hemat anggaran, digital nomad hingga wisatawan domestik yang menyesuaikan kebutuhan.

Senada dengan Amit, General Manager RedDoorz Bali-Nusa Tenggara Reky Hartono menambahkan saat ini pihaknya memiliki 200 mitra properti berupa akomodasi hotel dan vila di Bali dan Nusa Tenggara dengan total hingga 1.700 unit kamar, dimana untuk Bali sendiri berjumlah 144 mitra properti.

Hingga Desember 2024, ia menargetkan dapat menggaet mitra properti di Bali dan Nusa Tenggara mencapai 270 mitra dan pada 2025 ditargetkan melesat hingga 400 mitra properti.

Mencermati segmentasi pasar di Pulau Dewata yang berbeda karena memiliki beragam tamu baik wisatawan domestik dan internasional, maka kebutuhan properti juga diimbangi dengan variasi yang kompetitif mencakup RedDoorz, SANS, UrbanView dan segmentasi vila, the Lavana.

Segmentasi vila dengan brand Lavana itu pun ditargetkan dapat tumbuh menjadi 100 mitra properti hingga akhir 2024 dari jumlah saat ini yang memiliki hampir 80 mitra properti dari berbagai tipe, di antaranya vila, bungalow, glamping hingga resort di Bali dan Lombok.

Untuk strategi 2025, Amit masih menghitung potensi nilai investasi yang diperkirakan mencapai jutaan dolar AS di Indonesia.

“Secara keseluruhan kami melanjutkan investasi jutaan dolar di Indonesia,” imbuh Amit Saberwal.

Sebagai gambaran, pemilik hotel yang menjadi mitra, dapat mengembangkan bisnis dan meningkatkan pendapatan mereka sembari mengembangkan operasional perhotelan.

Sedangkan pihaknya membantu mitra atau pemilik hotel untuk mengelola operasional hotel, harga, pemasaran hingga layanan pelanggan dan teknologi.

RedDoorz berdiri pada 2015 dan tumbuh di kawasan regional Asia Tenggara di antaranya Indonesia dan Filipina.

Di Indonesia, perusahaan yang berbasis di Singapura itu memiliki sekitar 3.500 mitra properti yang tersebar di 257 kota di tanah air.

Sebagai bagian dari ekspansi bisnis pariwisata tanah air, pihaknya mendukung peningkatan sumber daya manusia di antaranya melalui The Lavana Academy yang memberi pelatihan perhotelan.

Kemudian, memberikan beasiswa kepada mahasiswa terpilih yang berprestasi dan kurang mampu di Politeknik Pariwisata Bali, Medan dan Palembang mencakup biaya kuliah dan biaya hidup hingga lulus.

Selain itu, RedDoorz juga menggaet UMKM di Bali untuk menciptakan paket liburan guna menarik tamu hingga menjalin kemitraan dengan agen perjalanan lokal untuk mendorong geliat pariwisata di Pulau Dewata.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia mencapai 11,6 juta orang, sebanyak 5,2 juta di antaranya mengunjungi Bali.

Sedangkan pada 2024, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan 14,3 juta orang, sebanyak 50 persen diantaranya disumbangkan oleh Provinsi Bali.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024