Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan bahwa kawasan Sanur, Bali, dikembangkan untuk wisata kesehatan.
Hal ini disampaikan Sandiaga di Kabupaten Badung, Bali, Rabu, menanggapi soal rencana pembangunan "beach club" atau kelab pantai di Jalan Danau Tamblingan kawasan Sanur, Denpasar, yang belakangan sering mengalami kemacetan.
“Setelah kami melakukan pendalaman rencana, itu (kelab pantai) tidak dilanjutkan, jadi karena pemerintah mendorong KEK Kesehatan kami lebih mengarahkan ke wellness tourism di Sanur,” kata dia.
Selain wisata kesehatan, Menparekraf juga mengingatkan bahwa Bali berbasis pariwisata budaya dan kawasan.
Apabila ingin melakukan pembangunan memerlukan dukungan dari lingkungan dan melibatkan tokoh masyarakat, sehingga setiap pembangunan mendapat respons positif.
Baca juga: GIPI nilai KEK Kesehatan Sanur perkuat Bali destinasi wisata inklusif
Informasi soal rencana pembangunan kelab pantai di kawasan Sanur sendiri diketahui Sandiaga Uno dari laporan-laporan yang masuk dimana di lokasi pembangunan tersebut terpasang baliho pembangunan kelab.
Setelah ditelusuri Kemenparekraf menemukan bahwa perizinannya belum diajukan dan belum ada konsultasi dengan masyarakat.
“Kami harapkan ke depannya ini lebih guyub lah dengan masyarakat untuk dapat kesempatan memberikan masukan terhadap pembangunan dan investasi di kawasan,” kata dia.
Menparekraf sendiri tidak memiliki sentimen terhadap wisata jenis ini, sebab peminatnya memang tinggi, bahkan investor kerap kali melakukan pertemuan di tempat-tempat sejenis.
“Ada juga kelab pantai yang bertransformasi menjadi desa seperti Potato Head kan disebut Desa Potato Head, konsep baru ini yang harus kita miliki, fleksibilitas agar memberi pengalaman yang berkualitas dan tidak terlupakan bagi wisatawan,” tuturnya.
Baca juga: Pemkot Denpasar tegas tak ingin ada "beach club" di Sanur
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Hal ini disampaikan Sandiaga di Kabupaten Badung, Bali, Rabu, menanggapi soal rencana pembangunan "beach club" atau kelab pantai di Jalan Danau Tamblingan kawasan Sanur, Denpasar, yang belakangan sering mengalami kemacetan.
“Setelah kami melakukan pendalaman rencana, itu (kelab pantai) tidak dilanjutkan, jadi karena pemerintah mendorong KEK Kesehatan kami lebih mengarahkan ke wellness tourism di Sanur,” kata dia.
Selain wisata kesehatan, Menparekraf juga mengingatkan bahwa Bali berbasis pariwisata budaya dan kawasan.
Apabila ingin melakukan pembangunan memerlukan dukungan dari lingkungan dan melibatkan tokoh masyarakat, sehingga setiap pembangunan mendapat respons positif.
Baca juga: GIPI nilai KEK Kesehatan Sanur perkuat Bali destinasi wisata inklusif
Informasi soal rencana pembangunan kelab pantai di kawasan Sanur sendiri diketahui Sandiaga Uno dari laporan-laporan yang masuk dimana di lokasi pembangunan tersebut terpasang baliho pembangunan kelab.
Setelah ditelusuri Kemenparekraf menemukan bahwa perizinannya belum diajukan dan belum ada konsultasi dengan masyarakat.
“Kami harapkan ke depannya ini lebih guyub lah dengan masyarakat untuk dapat kesempatan memberikan masukan terhadap pembangunan dan investasi di kawasan,” kata dia.
Menparekraf sendiri tidak memiliki sentimen terhadap wisata jenis ini, sebab peminatnya memang tinggi, bahkan investor kerap kali melakukan pertemuan di tempat-tempat sejenis.
“Ada juga kelab pantai yang bertransformasi menjadi desa seperti Potato Head kan disebut Desa Potato Head, konsep baru ini yang harus kita miliki, fleksibilitas agar memberi pengalaman yang berkualitas dan tidak terlupakan bagi wisatawan,” tuturnya.
Baca juga: Pemkot Denpasar tegas tak ingin ada "beach club" di Sanur
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024