Surabaya (Antara Bali) - Kelainan saraf otak yang dialami sejumlah warga Indonesia kini bisa ditangani di Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya, Jawa Timur, melalui teknik operasi lubang kunci.
"Penanganannya melalui operasi yang dilakukan dengan membuat tiga lubang di alis dan langsung memasukkan alat mikro agar tim medis bisa melihat sejumlah saraf yang mengalami kelainan," ujar Spesialis Bedah saraf RS Mitra Keluarga Surabaya, dr Asra Al Fauzi, di Surabaya, Sabtu.
Pada kasus kelainan otak, operasi lubang kunci dilakukan tanpa melakukan penyayatan seperti yang biasa dilaksanakan dengan pembedahan besar.
"Pasien dapat sembuh lebih cepat dan bekas lukanya juga tidak tampak," ucapnya dalam Media Diskusi tentang "Minimally Invasive Neurosurgery" untuk Penanganan Kelainan Otak dan Tulang Belakang.
Ia juga mengemukakan, hampir 80 persen penduduk dunia pernah mengalami nyeri pinggang "low back pain". Penyakit tersebut merupakan penyakit neurologis kedua paling umum setelah sakit kepala.
"Sebanyak 20 persen penduduk yang mengalami penyakit ini membutuhkan penanganan khusus dan serius, namun inovasi pembedahan dengan risiko terkecil dan tingkat keberhasilan yang baik, sampai sekarang minim," paparnya.
Ia juga mengemukakan, pihaknya mampu membuat salah satu inovasi dalam penanganan khusus penyakit nyeri pinggang memakai metode "Minimally Invasive Neurosugery".
"Prosedur 'Minimally Invasive' adalah pembedahan yang dilakukan dengan cara seminimal mungkin memasuki tubuh melalui rongga, kulit, atau pembukaan tubuh dengan kerusakan sekecil mungkin. Di Indonesia, hal tersebut sangat langka dilakukan," kata dr Asra. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Penanganannya melalui operasi yang dilakukan dengan membuat tiga lubang di alis dan langsung memasukkan alat mikro agar tim medis bisa melihat sejumlah saraf yang mengalami kelainan," ujar Spesialis Bedah saraf RS Mitra Keluarga Surabaya, dr Asra Al Fauzi, di Surabaya, Sabtu.
Pada kasus kelainan otak, operasi lubang kunci dilakukan tanpa melakukan penyayatan seperti yang biasa dilaksanakan dengan pembedahan besar.
"Pasien dapat sembuh lebih cepat dan bekas lukanya juga tidak tampak," ucapnya dalam Media Diskusi tentang "Minimally Invasive Neurosurgery" untuk Penanganan Kelainan Otak dan Tulang Belakang.
Ia juga mengemukakan, hampir 80 persen penduduk dunia pernah mengalami nyeri pinggang "low back pain". Penyakit tersebut merupakan penyakit neurologis kedua paling umum setelah sakit kepala.
"Sebanyak 20 persen penduduk yang mengalami penyakit ini membutuhkan penanganan khusus dan serius, namun inovasi pembedahan dengan risiko terkecil dan tingkat keberhasilan yang baik, sampai sekarang minim," paparnya.
Ia juga mengemukakan, pihaknya mampu membuat salah satu inovasi dalam penanganan khusus penyakit nyeri pinggang memakai metode "Minimally Invasive Neurosugery".
"Prosedur 'Minimally Invasive' adalah pembedahan yang dilakukan dengan cara seminimal mungkin memasuki tubuh melalui rongga, kulit, atau pembukaan tubuh dengan kerusakan sekecil mungkin. Di Indonesia, hal tersebut sangat langka dilakukan," kata dr Asra. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013