Jakarta (Antara Bali) - Sebuah pabrik susu Fonterra bekerja sama dengan International Osteoporosis Foundation (IOF) memberikan dana untuk penelitian kesehatan tulang sekitar Rp44 juta dan terbuka bagi pendaftar dari China, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam.
Siaran pers IOF yang diterima Antara di Jakarta, Kamis, menyebutkan dana hibah ini terbuka bagi praktisi yang ingin meneliti lebih lanjut tentang kondisi kesehatan tulang di Asia.
Ketua IOF, Judy Stenmark mengatakan bahwa dana hibah ini akan memberikan dukungan untuk penelitian, studi epidemiologi, guna mengukur dampak nutrisi, olahraga, gaya hidup maupun faktor lainnya terhadap kesehatan tulang.
Sementara itu, Manajer Inovasi Fonterra Joanne Todd, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan tulang serta menanamkan gaya hidup sehat dan pola makan yang tepat dalam membantu mencegah timbulnya penyakit tulang yang melumpuhkan seperti osteoporosis.
"Insiden patah tulang panggul telah meningkat dua hingga tiga kali lipat di negara-negara Asia selama 30 tahun terakhir, dan diperkirakan pada tahun 2050 lebih dari 50 persen dari semua kasus patah tulang akibat osteoporosis akan terjadi di Asia," kata Stenmark. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Siaran pers IOF yang diterima Antara di Jakarta, Kamis, menyebutkan dana hibah ini terbuka bagi praktisi yang ingin meneliti lebih lanjut tentang kondisi kesehatan tulang di Asia.
Ketua IOF, Judy Stenmark mengatakan bahwa dana hibah ini akan memberikan dukungan untuk penelitian, studi epidemiologi, guna mengukur dampak nutrisi, olahraga, gaya hidup maupun faktor lainnya terhadap kesehatan tulang.
Sementara itu, Manajer Inovasi Fonterra Joanne Todd, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan tulang serta menanamkan gaya hidup sehat dan pola makan yang tepat dalam membantu mencegah timbulnya penyakit tulang yang melumpuhkan seperti osteoporosis.
"Insiden patah tulang panggul telah meningkat dua hingga tiga kali lipat di negara-negara Asia selama 30 tahun terakhir, dan diperkirakan pada tahun 2050 lebih dari 50 persen dari semua kasus patah tulang akibat osteoporosis akan terjadi di Asia," kata Stenmark. (*/DWA)
Editor : Masuki
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013