Pemerintah Kabupaten Badung, Bali berkomitmen untuk terus melakukan berbagai upaya guna menurunkan angka stunting salah satunya melalui kegiatan intervensi serentak penurunan stunting yang telah dilaksanakan di wilayah itu.
 
Kick off intervensi serentak penurunan stunting di Badung telah berlangsung selama 2 minggu di seluruh desa, kelurahan, posyandu dan telah mendapatkan hasil yang begitu baik. Dari sebelumnya hasil pendataan di angka 86 persen, dengan gerak cepat sekarang sudah mencapai 99 persen dari target sasaran,” ujar Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa di Mangupura, Selasa.
 
Ia mengatakan, program penanganan stunting di Badung membutuhkan gerakan bersama dengan melibatkan seluruh pengampu dan komponen masyarakat.
 
Menurut dia, persoalan stunting berpotensi selalu muncul, karena akan selalu ada pengantin, ibu hamil dan balita dalam proses kehidupan. Namun, pihaknya akan terus menggencarkan program-program untuk mencegah stunting
 
“Risiko stunting itu memang akan pasti ada. Untuk itu kami harus konsisten bekerja bersama-sama dan intervensi serentak akan terus berlanjut. Berarti perangkat daerah statusnya sebagai pengampu akan on the track," kata dia.

Baca juga: Gubernur Bali tak ingin ada anak stunting di desa peduli anak
 
Wabup Suiasa yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Badung mengungkapkan keserentakan dalam penurunan stunting ini tujuannya mewujudkan Tri Pasti.
 
“Tri Pasti itu yang pertama adalah pastikan calon pengantin terdata dan berkonsultasi tentang kesehatannya. Nanti konsultasi catin (calon pengantin) akan menjadi salah satu persyaratan tambahan dalam pengurusan akta perkawinan. Kedua, pastikan ibu hamil memeriksakan dirinya dan ketiga, pastikan balita diajak ke posyandu,” ungkap dia.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, KB, P3A Badung Nyoman Gunarta menambahkan pelaksanaan intervensi serentak penurunan stunting di Badung dilakukan dengan melibatkan seluruh pengampu dan sudah mencapai 99 persen yang akan terus berlanjut.
 
Target dan sasaran kegiatan intervensi serentak itu adalah keluarga seperti remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita.
 
Ia menjelaskan, dalam upaya menekan stunting perangkat daerah menjadi bapak asuh di desa untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan posyandu secara berkelanjutan.

Baca juga: Wawali Denpasar: Optimalkan peran posyandu untuk penanganan stunting
 
Pemerintah kecamatan melalui TPPS secara kontinyu melaksanakan pembinaan dan monitoring penurunan stunting di tingkat desa yang dilanjutkan Pemerintah desa dan kelurahan bersama puskesmas bersinergi mengupayakan pelaksanaan posyandu dan stunting.
 
“Terakhir desa dan kelurahan yang belum menganggarkan pelaksanaan penanganan stunting agar mengalokasikan anggaran stunting,” kata Nyoman Gunarta.

Pewarta: Fikri Yusuf/Rolandus Nampu

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024