Provinsi Bali meluncurkan panduan pembangunan berisi katalog desain bangunan impas energi atau Net Zero Energy Building untuk mencapai target Bali Emisi Nol Bersih 2045.
World Resources Institute (WRI) Indonesia menginisiasi peluncuran ini bersama Dinas ESDM Bali, Dinas Pariwisata Bali, dan jajaran pakar arsitektur bangunan di Denpasar, Kamis.
Direktur WRI Indonesia Tjokorda Nirarta Samadhi mengatakan katalog desain bangunan impas energi menjadi salah satu kunci mencapai ambisi target emisi nol bersih di Bali.
“Target Bali tahun 2045 lebih cepat dari nasional jadi tidak bisa dikerjakan satu pihak saja, sektor konstruksi atau bangunan adalah sektor yang memberi emisi terbesar ketiga setelah transportasi sehingga kalau ada cara akan sangat membantu,” kata dia.
WRI Indonesia bersama Pemprov Bali sudah melakukan upaya-upaya untuk mencapai target tersebut seperti mendorong sektor energi baru terbarukan dan transportasi listrik.
Menurut Tjokorda Nirarta mereka harus masuk ke sektor konstruksi sebab ketiga penyumbang emisi karbon tertinggi ini harus ditangani secara paralel.
“Yang pertama dan kedua ini pekerjaannya sangat berat dan masuk sektor yang ketiga bukan sederhana, tantangannya besar sekali tapi tiga sektor ini harus dilakukan bersamaan kalau kita mau menjaga target ambisius tadi,” ucapnya.
I Wayan Winarta selaku Assessor Sayembara Desain sekaligus peneliti dalam katalog ini mengatakan panduan yang dapat digunakan masyarakat dan pemerintah ini menunjukkan cara membangun tempat tinggal atau bangunan hemat energi dengan kearifan lokal.
Menurutnya katalog ini bukan satu-satunya kunci namun memberi solusi membuat bangunan impas energi tanpa tambahan biaya seperti membeli teknologi ramah lingkungan.
“Kita harus ingatkan masyarakat kalau kita punya kearifan lokal yang kalau diterapkan impas energi sudah tercapai, seperti dengan menggunakan bahan material lokal suhu yang dihasilkan 17-23 derajat ideal untuk daerah tropis sementara dengan material industrial sekarang di atas 25 derajat,” kata dia.
Dalam katalog desain bangunan impas energi itu para pakar mengingatkan kembali bagaimana pembangunan zaman dahulu yang jauh berubah dengan saat ini, dimana gaya hidup moderen menunjukkan penggunaan pendingin ruangan yang semestinya tidak diperlukan apabila desain bangunan tepat.
Assessor Sayembara Desain Agung Kayon menambahkan pada bagian akhir katalog mereka juga membantu masyarakat menghitung apabila diperlukan biaya atau upaya tambahan untuk menjadikan bangunan tersebut hemat energi.
“Ada banyak cara bisa dengan membersihkan pembangkit yang dimiliki dan mengimbangi dengan lingkungan, misalnya 1 liter minyak diesel untuk energi 3.500 watt setara dengan berapa pohon yang harus ditanam di rumah,” ujarnya.
Ia mengatakan panduan ini ada untuk mensosialisasikan ke masyarakat soal pembangunan berkelanjutan dan mengingatkan dengan kearifan lokal yang ada, sebab warisan ini hanya tinggal dilanjutkan.
“Makanya diwanti-wanti di buku ini sebelum menambahkan pembangkit, buat bangunannya efisien energi dulu, itu pesan utama dari buku ini,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
World Resources Institute (WRI) Indonesia menginisiasi peluncuran ini bersama Dinas ESDM Bali, Dinas Pariwisata Bali, dan jajaran pakar arsitektur bangunan di Denpasar, Kamis.
Direktur WRI Indonesia Tjokorda Nirarta Samadhi mengatakan katalog desain bangunan impas energi menjadi salah satu kunci mencapai ambisi target emisi nol bersih di Bali.
“Target Bali tahun 2045 lebih cepat dari nasional jadi tidak bisa dikerjakan satu pihak saja, sektor konstruksi atau bangunan adalah sektor yang memberi emisi terbesar ketiga setelah transportasi sehingga kalau ada cara akan sangat membantu,” kata dia.
WRI Indonesia bersama Pemprov Bali sudah melakukan upaya-upaya untuk mencapai target tersebut seperti mendorong sektor energi baru terbarukan dan transportasi listrik.
Menurut Tjokorda Nirarta mereka harus masuk ke sektor konstruksi sebab ketiga penyumbang emisi karbon tertinggi ini harus ditangani secara paralel.
“Yang pertama dan kedua ini pekerjaannya sangat berat dan masuk sektor yang ketiga bukan sederhana, tantangannya besar sekali tapi tiga sektor ini harus dilakukan bersamaan kalau kita mau menjaga target ambisius tadi,” ucapnya.
I Wayan Winarta selaku Assessor Sayembara Desain sekaligus peneliti dalam katalog ini mengatakan panduan yang dapat digunakan masyarakat dan pemerintah ini menunjukkan cara membangun tempat tinggal atau bangunan hemat energi dengan kearifan lokal.
Menurutnya katalog ini bukan satu-satunya kunci namun memberi solusi membuat bangunan impas energi tanpa tambahan biaya seperti membeli teknologi ramah lingkungan.
“Kita harus ingatkan masyarakat kalau kita punya kearifan lokal yang kalau diterapkan impas energi sudah tercapai, seperti dengan menggunakan bahan material lokal suhu yang dihasilkan 17-23 derajat ideal untuk daerah tropis sementara dengan material industrial sekarang di atas 25 derajat,” kata dia.
Dalam katalog desain bangunan impas energi itu para pakar mengingatkan kembali bagaimana pembangunan zaman dahulu yang jauh berubah dengan saat ini, dimana gaya hidup moderen menunjukkan penggunaan pendingin ruangan yang semestinya tidak diperlukan apabila desain bangunan tepat.
Assessor Sayembara Desain Agung Kayon menambahkan pada bagian akhir katalog mereka juga membantu masyarakat menghitung apabila diperlukan biaya atau upaya tambahan untuk menjadikan bangunan tersebut hemat energi.
“Ada banyak cara bisa dengan membersihkan pembangkit yang dimiliki dan mengimbangi dengan lingkungan, misalnya 1 liter minyak diesel untuk energi 3.500 watt setara dengan berapa pohon yang harus ditanam di rumah,” ujarnya.
Ia mengatakan panduan ini ada untuk mensosialisasikan ke masyarakat soal pembangunan berkelanjutan dan mengingatkan dengan kearifan lokal yang ada, sebab warisan ini hanya tinggal dilanjutkan.
“Makanya diwanti-wanti di buku ini sebelum menambahkan pembangkit, buat bangunannya efisien energi dulu, itu pesan utama dari buku ini,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024