Wali Kota Denpasar, Bali, I Gusti Ngurah Jaya Negara kembali meminta peran aktif masyarakat mulai dari lingkungan keluarga agar memilah sampah yang dihasilkan sehingga memperlambat penuhnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung di Denpasar.
"Kami berharap dari lingkungan keluarga bisa menekan produksi sampah serta memilah sampah organik dan anorganik, sehingga volume sampah ke hilir menjadi berkurang," kata Jaya Negara di Denpasar, Jumat.
Menurutnya, volume produksi sampah per hari di Kota Denpasar sebanyak 800 ton, namun yang dapat ditangani baru sekitar 175 ton.
"Denpasar memiliki 23 TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) dan sudah dilengkapi mesin gibrig serta ada ratusan bank sampah. Dari semuanya itu baru dapat menyelesaikan sampah sekitar 175 ton per hari," ucapnya.
Karena 625 ton volume sampah di Kota Denpasar per harinya belum dapat tertangani, Jaya Negara sangat berharap kepedulian dari masyarakat untuk ikut memilah sampah.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga memaksimalkan tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang sudah terbangun. "Kalau sesuai komitmennya (pengelola TPST), permasalahan sampah akan selesai," ucapnya.
Baca juga: Pemkot Denpasar percepat pembentukan dan pemanfaatan bank sampah
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar Ida Bagus Putra Wirabawa mengatakan dua TPST yang sudah beroperasi yakni TPST Kesiman Kertalangu dan TPST Padangsambian sejauh ini belum optimal mengolah sampah.
Bahkan sudah diberikan teguran SP1 dan diharapkan TPST Kesiman Kertalangu dan TPST Padangsambian Kaja dapat segera beroperasi sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan.
"Sampai saat ini mereka masih uji coba, karena pengolahan sampah di Indonesia belum ada best practice yang bisa kita tiru," ujarnya.
Wirabawa menambahkan sebelumnya satu TPST ditargetkan dapat mengelola sampah sebanyak 450 ton per hari. Namun hingga saat ini baru mampu mengolah 60 ton per hari.
Baca juga: Pemkot Denpasar libatkan kepala dusun sebarkan Perda Pengelolaan Sampah
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
"Kami berharap dari lingkungan keluarga bisa menekan produksi sampah serta memilah sampah organik dan anorganik, sehingga volume sampah ke hilir menjadi berkurang," kata Jaya Negara di Denpasar, Jumat.
Menurutnya, volume produksi sampah per hari di Kota Denpasar sebanyak 800 ton, namun yang dapat ditangani baru sekitar 175 ton.
"Denpasar memiliki 23 TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) dan sudah dilengkapi mesin gibrig serta ada ratusan bank sampah. Dari semuanya itu baru dapat menyelesaikan sampah sekitar 175 ton per hari," ucapnya.
Karena 625 ton volume sampah di Kota Denpasar per harinya belum dapat tertangani, Jaya Negara sangat berharap kepedulian dari masyarakat untuk ikut memilah sampah.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga memaksimalkan tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang sudah terbangun. "Kalau sesuai komitmennya (pengelola TPST), permasalahan sampah akan selesai," ucapnya.
Baca juga: Pemkot Denpasar percepat pembentukan dan pemanfaatan bank sampah
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar Ida Bagus Putra Wirabawa mengatakan dua TPST yang sudah beroperasi yakni TPST Kesiman Kertalangu dan TPST Padangsambian sejauh ini belum optimal mengolah sampah.
Bahkan sudah diberikan teguran SP1 dan diharapkan TPST Kesiman Kertalangu dan TPST Padangsambian Kaja dapat segera beroperasi sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan.
"Sampai saat ini mereka masih uji coba, karena pengolahan sampah di Indonesia belum ada best practice yang bisa kita tiru," ujarnya.
Wirabawa menambahkan sebelumnya satu TPST ditargetkan dapat mengelola sampah sebanyak 450 ton per hari. Namun hingga saat ini baru mampu mengolah 60 ton per hari.
Baca juga: Pemkot Denpasar libatkan kepala dusun sebarkan Perda Pengelolaan Sampah
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024