Pemerintah Kota Denpasar, Bali akan menyosialisasikan penggunaan vaksin demam berdarah dengue (DBD) sebagai salah satu strategi atau upaya menanggulangi kasus DBD di daerah tersebut.
"Untuk di rumah sakit pemerintah dan puskesmas, saat ini memang belum tersedia vaksin DBD, tetapi di RS swasta sudah ada yang menyiapkan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ayu Agung Candrawati di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan vaksin DBD telah menjadi salah satu strategi global untuk penanggulangan DBD dari Kemenkes, selain dengan menggunakan nyamuk Wolbachia.
"Vaksin DBD sudah mendapatkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Vaksin DBD yang ada di Indonesia ini juga sudah mendapatkan izin edar dari BBPOM (Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan). Tetapi memang sampai saat ini belum menjadi program pemerintah," ucapnya.
Selain itu, ia menjelaskan pentingnya sosialisasi vaksin DBD ke masyarakat karena sebelumnya sudah ada edaran dari Kementerian Kesehatan.
Pihaknya berharap, sosialisasi vaksin DBD secara lebih masif juga harus didukung dengan imbauan dari Pemerintah Provinsi Bali.
Baca juga: Vaksinasi DBD kini bisa dilakukan di Indonesia, yuk ketahui apa syaratnya
"Sebelum memproses lebih lanjut dan akan dilaksanakan di Kota Denpasar, tentunya diperlukan dukungan penguatan regulasi pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, serta sosialisasi supaya dapat melindungi semua jika vaksinasi DBD mulai dilaksanakan," ujarnya.
Terkait dengan sosialisasi yang lebih masif kepada masyarakat, Candrawati mengatakan, antara lain akan menggunakan berbagai kanal media sosial, melalui posyandu, dan puskesmas.
Pihaknya juga segera mengundang Pemerintah Provinsi Bali dan mengadakan rapat khusus terkait dengan vaksin DBD.
Dinas Kesehatan Kota Denpasar telah melakukan berbagai upaya untuk menekan penularan kasus DBD, termasuk larvasidasi, lomba PNS, pengasapan fokus dan massal.
Baca juga: Dinkes Bali sarankan wisatawan untuk vaksin DBD buntut temuan kasus
Langkah-langkah ini dilakukan mengingat peningkatan kasus DBD yang signifikan. Selama periode Januari-Mei 2024 secara kumulatif tercatat jumlah kasus DBD di Kota Denpasar 862 kasus. Lonjakan peningkatan kasus tercatat terjadi pada April dengan 288 kasus dan Mei tercatat 376 kasus.
"Tetapi kalau dibandingkan beberapa kabupaten lainnya di Bali, jumlah kasus DBD di Kota Denpasar masih lebih rendah," ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak semua elemen masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan melalui gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna meminimalisasi penularan kasus DBD.
"Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, kami berharap dapat mengurangi angka penularan DBD dan melindungi kesehatan masyarakat Kota Denpasar," kata Candrawati.
Sebelumnya, dalam rapat bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Denpasar, Sekda Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana menekankan pentingnya langkah-langkah aktif dalam penanggulangan DBD untuk mengurangi penularan.
Ia menyoroti beberapa langkah yang perlu dioptimalkan, seperti optimalisasi kinerja juru pemantau jentik (jumantik) di desa/kelurahan untuk memantau jentik dan edukasi masyarakat gerakan PSN, larvasidasi, pengasapan fokus dan massal 2x setahun.
Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa.
"Lebih penting lagi, pihak desa/kelurahan harus mengajak warganya untuk menjaga kebersihan lingkungan/optimalisasi gerakan PSN dan rutin memeriksa tempat penampungan air serta membersihkan jentik nyamuk. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan penularan DBD dapat ditekan," ujar Alit Wiradana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
"Untuk di rumah sakit pemerintah dan puskesmas, saat ini memang belum tersedia vaksin DBD, tetapi di RS swasta sudah ada yang menyiapkan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ayu Agung Candrawati di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan vaksin DBD telah menjadi salah satu strategi global untuk penanggulangan DBD dari Kemenkes, selain dengan menggunakan nyamuk Wolbachia.
"Vaksin DBD sudah mendapatkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Vaksin DBD yang ada di Indonesia ini juga sudah mendapatkan izin edar dari BBPOM (Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan). Tetapi memang sampai saat ini belum menjadi program pemerintah," ucapnya.
Selain itu, ia menjelaskan pentingnya sosialisasi vaksin DBD ke masyarakat karena sebelumnya sudah ada edaran dari Kementerian Kesehatan.
Pihaknya berharap, sosialisasi vaksin DBD secara lebih masif juga harus didukung dengan imbauan dari Pemerintah Provinsi Bali.
Baca juga: Vaksinasi DBD kini bisa dilakukan di Indonesia, yuk ketahui apa syaratnya
"Sebelum memproses lebih lanjut dan akan dilaksanakan di Kota Denpasar, tentunya diperlukan dukungan penguatan regulasi pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, serta sosialisasi supaya dapat melindungi semua jika vaksinasi DBD mulai dilaksanakan," ujarnya.
Terkait dengan sosialisasi yang lebih masif kepada masyarakat, Candrawati mengatakan, antara lain akan menggunakan berbagai kanal media sosial, melalui posyandu, dan puskesmas.
Pihaknya juga segera mengundang Pemerintah Provinsi Bali dan mengadakan rapat khusus terkait dengan vaksin DBD.
Dinas Kesehatan Kota Denpasar telah melakukan berbagai upaya untuk menekan penularan kasus DBD, termasuk larvasidasi, lomba PNS, pengasapan fokus dan massal.
Baca juga: Dinkes Bali sarankan wisatawan untuk vaksin DBD buntut temuan kasus
Langkah-langkah ini dilakukan mengingat peningkatan kasus DBD yang signifikan. Selama periode Januari-Mei 2024 secara kumulatif tercatat jumlah kasus DBD di Kota Denpasar 862 kasus. Lonjakan peningkatan kasus tercatat terjadi pada April dengan 288 kasus dan Mei tercatat 376 kasus.
"Tetapi kalau dibandingkan beberapa kabupaten lainnya di Bali, jumlah kasus DBD di Kota Denpasar masih lebih rendah," ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak semua elemen masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan melalui gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna meminimalisasi penularan kasus DBD.
"Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, kami berharap dapat mengurangi angka penularan DBD dan melindungi kesehatan masyarakat Kota Denpasar," kata Candrawati.
Sebelumnya, dalam rapat bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Denpasar, Sekda Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana menekankan pentingnya langkah-langkah aktif dalam penanggulangan DBD untuk mengurangi penularan.
Ia menyoroti beberapa langkah yang perlu dioptimalkan, seperti optimalisasi kinerja juru pemantau jentik (jumantik) di desa/kelurahan untuk memantau jentik dan edukasi masyarakat gerakan PSN, larvasidasi, pengasapan fokus dan massal 2x setahun.
Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa.
"Lebih penting lagi, pihak desa/kelurahan harus mengajak warganya untuk menjaga kebersihan lingkungan/optimalisasi gerakan PSN dan rutin memeriksa tempat penampungan air serta membersihkan jentik nyamuk. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan penularan DBD dapat ditekan," ujar Alit Wiradana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024