Nairobi (Antara Bali) - Indonesia selalu mengirim wakilnya ke pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) karena membahas berbagai isu lingkungan hidup global yang memiliki keterkaitan dengan isu lingkungan hidup di dalam negeri.
"Pak menteri lingkungan hidup berhalangan hadir dan saya mewakilinya untuk mengikuti pertemuan kali ini," kata Ketua Delegasi Indonesia, Dana A. Kartakusuma kepada Antara di Nairobi, Ahad.
Delegasi Indonesia beranggota pejabat dari Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan.
Mereka mengikuti pertemuan UNEP Governing Council/Global Ministerial Environment Forum yang membahas berbagai isu lingkungan hidup seperti keanekaragaman hayati, perubahan iklim dan ekonomi hijau.
Menurut dia, isu substantif yang akan hangat dibicarakan dalam pertemuan di markas UNEP di Nairobi pada 18-22 Februari ini ialah bahan kimia berupa merkuri.
Negara-negara anggota PBB akhirnya berhasil menyepakati sebuah konvensi baru internasional mengenai pengelolaan merkuri yang disebut Konvensi Minamata.
Setelah proses negosiasi selama tiga tahun, konvensi tersebut baru disepakati setelah pertemuan kelima Intergovernmental Negotiating Committee (INC) di Jenewa, yang sedianya diselenggarakan pada 12-18 Januari 2013, diperpanjang satu hari hingga 19 Januari 2013. Konvensi ini bertujuan untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan hidup dari bahaya merkuri. (*/DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Pak menteri lingkungan hidup berhalangan hadir dan saya mewakilinya untuk mengikuti pertemuan kali ini," kata Ketua Delegasi Indonesia, Dana A. Kartakusuma kepada Antara di Nairobi, Ahad.
Delegasi Indonesia beranggota pejabat dari Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan.
Mereka mengikuti pertemuan UNEP Governing Council/Global Ministerial Environment Forum yang membahas berbagai isu lingkungan hidup seperti keanekaragaman hayati, perubahan iklim dan ekonomi hijau.
Menurut dia, isu substantif yang akan hangat dibicarakan dalam pertemuan di markas UNEP di Nairobi pada 18-22 Februari ini ialah bahan kimia berupa merkuri.
Negara-negara anggota PBB akhirnya berhasil menyepakati sebuah konvensi baru internasional mengenai pengelolaan merkuri yang disebut Konvensi Minamata.
Setelah proses negosiasi selama tiga tahun, konvensi tersebut baru disepakati setelah pertemuan kelima Intergovernmental Negotiating Committee (INC) di Jenewa, yang sedianya diselenggarakan pada 12-18 Januari 2013, diperpanjang satu hari hingga 19 Januari 2013. Konvensi ini bertujuan untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan hidup dari bahaya merkuri. (*/DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013