Koordinator Harian Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) KPK Aminudin dalam rapat koordinasi pengelolaan sampah di Bali meminta agar masalah sampah bisa dijadikan potensi sumber pendapatan.
“Potensi sampah di tiap daerah itu besar kalau bisa diolah dengan tepat, bahkan sampah bisa menjadi sumber pendapatan daerah,” kata dia dalam keterangan resmi yang diterima di Denpasar, Rabu.
Koordinator Stranas PK KPK itu membahas soal aksi penguatan pengawasan badan usaha pemerintah serta kerja sama BUMN-BUMD dalam pengolahan sampah, sehingga dalam forum ia meminta potensi sampah tersebut dikelola dengan baik dan efisien oleh para stakeholder.
Untuk mendukung upaya pemanfaatan sampah sebagai sumber pendapatan di Bali, KPK dalam rapat koordinasi tersebut mendatangkan BUMN yang bisa diajak bekerja sama dengan Pemprov Bali.
“KPK hadir untuk mempertemukan dan memfasilitasi antara pemda dengan BUMN seperti PLN, sehingga terjalin kerja sama yang baik yang menguntungkan kedua belah pihak, tidak ada pihak yang dirugikan serta pengelolaannya harus transparan,” ujar Aminudin.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali I Wayan Serinah mengakui pengelolaan sampah di Pulau Dewata bukan hal yang mudah.
Belum optimalnya pengelolaan pada fasilitas TPST dan TPS3R membuat mau tidak mau sampah dikirim ke TPA, sementara tempat pembuangan akhir yang tersebar di Bali sudah kelebihan kapasitas
“Untuk membangun TPA baru sulit terlaksana karena dibutuhkan kajian dan lahan yang luas serta terjadi penolakan dari masyarakat sekitar,” kata Serinah.
Menurutnya situasi ini akan menjadi bom waktu yang mengancam kondisi lingkungan, pariwisata, dan ekonomi Bali, sehingga melalui pertemuan ini ingin dicapai komitmen bersama secara konkrit, holistik dan serentak dalam pengelolaan sampah dari hulu sampai ke hilir.
Lebih jauh dari data Pemprov Bali timbulan sampah di tahun 2023 mencapai 3.367 ton per hari dan dengan persentase sampah terkelola mencapai 75,94 persen, dengan 61,41 persen sampah masih diangkut ke TPA.
Saat ini fasilitas pengelolaan sampah berbasis sumber yang telah terbangun sebanyak 278 unit TPS3R yang tersebar di seluruh kabupaten/kota dan juga tujuh unit TPST di empat kabupaten/kota.
“Namun pengelolaan sampah belum dapat dilaksanakan dengan optimal dikarenakan belum terbangunnya kesadaran pemilahan sampah dari sumber, sehingga membebani operasional fasilitas pengolahan sampah. Kunci keberhasilannya adalah adanya partisipasi aktif masyarakat dengan melakukan pengurangan timbulan sampah dan pemilahan sampah,” ujar Serinah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
“Potensi sampah di tiap daerah itu besar kalau bisa diolah dengan tepat, bahkan sampah bisa menjadi sumber pendapatan daerah,” kata dia dalam keterangan resmi yang diterima di Denpasar, Rabu.
Koordinator Stranas PK KPK itu membahas soal aksi penguatan pengawasan badan usaha pemerintah serta kerja sama BUMN-BUMD dalam pengolahan sampah, sehingga dalam forum ia meminta potensi sampah tersebut dikelola dengan baik dan efisien oleh para stakeholder.
Untuk mendukung upaya pemanfaatan sampah sebagai sumber pendapatan di Bali, KPK dalam rapat koordinasi tersebut mendatangkan BUMN yang bisa diajak bekerja sama dengan Pemprov Bali.
“KPK hadir untuk mempertemukan dan memfasilitasi antara pemda dengan BUMN seperti PLN, sehingga terjalin kerja sama yang baik yang menguntungkan kedua belah pihak, tidak ada pihak yang dirugikan serta pengelolaannya harus transparan,” ujar Aminudin.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali I Wayan Serinah mengakui pengelolaan sampah di Pulau Dewata bukan hal yang mudah.
Belum optimalnya pengelolaan pada fasilitas TPST dan TPS3R membuat mau tidak mau sampah dikirim ke TPA, sementara tempat pembuangan akhir yang tersebar di Bali sudah kelebihan kapasitas
“Untuk membangun TPA baru sulit terlaksana karena dibutuhkan kajian dan lahan yang luas serta terjadi penolakan dari masyarakat sekitar,” kata Serinah.
Menurutnya situasi ini akan menjadi bom waktu yang mengancam kondisi lingkungan, pariwisata, dan ekonomi Bali, sehingga melalui pertemuan ini ingin dicapai komitmen bersama secara konkrit, holistik dan serentak dalam pengelolaan sampah dari hulu sampai ke hilir.
Lebih jauh dari data Pemprov Bali timbulan sampah di tahun 2023 mencapai 3.367 ton per hari dan dengan persentase sampah terkelola mencapai 75,94 persen, dengan 61,41 persen sampah masih diangkut ke TPA.
Saat ini fasilitas pengelolaan sampah berbasis sumber yang telah terbangun sebanyak 278 unit TPS3R yang tersebar di seluruh kabupaten/kota dan juga tujuh unit TPST di empat kabupaten/kota.
“Namun pengelolaan sampah belum dapat dilaksanakan dengan optimal dikarenakan belum terbangunnya kesadaran pemilahan sampah dari sumber, sehingga membebani operasional fasilitas pengolahan sampah. Kunci keberhasilannya adalah adanya partisipasi aktif masyarakat dengan melakukan pengurangan timbulan sampah dan pemilahan sampah,” ujar Serinah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024