Denpasar (Antara Bali) - Dinas Pariwisata Provinsi Bali menilai beredarnya minuman arak yang dicampur methanol di kalangan turis telah menuai permasalahan baru dan mempengaruhi citra Pulau Dewata.

"Ada beberapa permasalahan yang sebelumnya terus dipertanyakan, yakni masalah pelayanan, kebersihan dan kemacetan. Kini muncul permasalahan baru beredarnya arak methanol," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Bagus Kade Shubiksu, di Denpasar, Rabu.

Masalah yang terakhir itu muncul akibat imbas meninggalnya seorang wisatawan Australia di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hal tersebut dipertanyakan pihak pemerintahan negara kangguru tersebut.

Sebab sampai saat ini belum ada tindakan nyata untuk menekan peredaran minuman tradisional bercampur methanol sehingga tak terjadi lagi korban jiwa.

Pemerintah Australia juga memberikan masukan atau saran supaya para turis yang datang ke Bali membeli minuman keras berlabel, sehingga aman dikonsumsi. "Kami menduga salah satu penyebab maraknya minuman keras campuran tersebut karena pajak minuman beralkohol yang tinggi mencapai ratusan persen," ujarnya.

Sekretaris PHRI Bali Perry Markus berharap dapat berkoordinasi dengan dinas kesehatan serta BPOM yang dapat memberikan surat imbauan mengenai minuman arak methanol itu.
    
"Apabila ada surat imbauan dari dinas kesehatan maka kami berani untuk mengingatkan wisatawan supaya tidak mengonsumsi miras tersebut," ucapnya. (IGT/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013