Provinsi Bali terpilih menjadi lokasi pelaksanaan acara Dialog Forum Keharmonisan Peradaban Dunia yang akan digelar pada 15 Juni 2024 dengan dihadiri para tokoh dari sejumlah negara.

"Dalam acara Forum Keharmonisan Peradaban Dunia ini akan menghadirkan pembicara dari Singapura, Malaysia, China, dan Indonesia," kata Kasino selaku Ketua Yayasan Prajna Harmonis saat beraudiensi dengan anggota DPD Made Mangku Pastika di Denpasar, Jumat.

Kasino beserta jajaran panitia menemui Mangku Pastika sekaligus untuk menyampaikan undangan sebagai narasumber kepada mantan Gubernur Bali dua periode itu pada acara Forum Keharmonisan Peradaban Dunia yang digelar untuk pertama kalinya tersebut.

Acara yang dipusatkan di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, ini akan diikuti ratusan peserta dari China, Malaysia, Singapura, dan Indonesia dari unsur mahasiswa, akademisi, organisasi masyarakat, dan tokoh-tokoh masyarakat.

"Sebanyak 20 tokoh terkemuka akan menjadi pembicara pada ajang yang membahas peradaban untuk keharmonisan ini," ujar pria yang juga Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia Tiongkok DPD Provinsi Riau dan Kepri itu.

Penyelenggara Forum Harmoni Peradaban Dunia ini yakni Yayasan Prajna Harmonis, Wahid Foundation, Ikatan Persahabatan Indonesia-Tiongkok, dan Nishan World Centre for Confucian Studies.

Menurut Kasino, pelaksanaan dialog dilaksanakan di Bali karena kemiripan antara filosofi China dengan filosofi Bali, Tri Hita Karana, yakni menjaga keharmonisan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan lingkungan

"Filosofi tersebut ada kesesuaian dengan filosofi Tionghoa yakni keharmonisan hati, keharmonisan antar manusia dan dengan alam," ucapnya.

Selain itu, lanjutnya, melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terhadap filosofi dan pengalaman harmonisasi Indonesia serta menumbuhkan saling pengertian dan kerja sama demi perdamaian dan keharmonisan.

"Yang tidak kalah penting untuk mengumpulkan para pemikir dan aktor pembangunan perdamaian dari berbagai latar belakang untuk terlibat dialog yang bermakna dan berwawasan luas," katanya.

Selain diisi dengan dialog, forum tersebut juga akan menampilkan seni tari, lagu-lagu, dan musik khas Indonesia.

Sementara itu anggota DPD Made Mangku Pastika mengatakan Bali dengan konsep Tri Hita Karana-nya sangat menjaga kelestarian alam semesta untuk terciptanya keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari.

"Tri Hita Karana yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan Tuhan, telah menjadi keseharian dalam kehidupan masyarakat," ujarnya. 

Tidak itu saja, masyarakat Bali (Hindu) juga meyakini konsep rwa bhinneda yakni ada perbedaan antara baik-buruk, tinggi-rendah, kaya-miskin, dan sebagainya yang mirip dengan yin dan yang.

"Nyepi setahun sekali di Bali juga sebagai implementasi menjaga keharmonisan itu. Harmoni itu keseimbangan," kata Pastika.

Oleh karena itu Bali yang mengandalkan pariwisata, kata dia, ke depannya sangat berharap terwujudnya pariwisata berkualitas, wisatawan yang mau peduli dengan lingkungan.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024