Sejumlah tokoh di Provinsi Bali mengusulkan ada pola terintegrasi dan sinergi dari berbagai pihak untuk memajukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sekaligus untuk mencetak lebih banyak wirausaha yang akan berdampak meningkatkan kesejahteraan warga.

Komisaris Holding BUMDes Bali I Gusti Ngurah Raka Sumarjana di Denpasar Jumat mengakui potensi BUMDes dan desa-desa di Bali sesungguhnya luar biasa.

"Komoditas atau produk yang ada di desa jika dikemas dengan baik, tentu harganya bisa menjadi mahal. Seperti yang sudah kami lakukan, produk dari desa seperti buah-buahan dikeringkan dan garam juga bisa tembus di bandara," kata Ngurah Raka saat menghadiri kegiatan reses anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika.

Menurut pria yang sudah puluhan tahun berkecimpung di perbankan ini, membangun mesti mulai dari desa, karena kalau desa sudah maju maka negeri ini juga akan makmur.

"Oleh karena itu yang sekarang ini penting dilakukan bagaimana BUMDes bisa lahirkan entrepreneur-entrepreneur -wirausaha- untuk membangun desanya. Tetapi untuk itu harus ada contoh dan pendampingan. Kami melalui Holding BUMDes ini turut menjadi mentor bagi mereka," katanya lagi.

Saat ini ada lebih dari 600 BUMDes di Bali. Dari jumlah tersebut baru sekitar 240 BUMDes yang sudah bergabung di Holding BUMDes. Dari jumlah tersebut, 16 persen di antaranya sudah bagus, yang sedang bertumbuh 30 persen, dan sisanya masih membutuhkan pendampingan.

Ngurah Raka juga berharap Bali dengan segala kelebihannya perlu mempunyai perusahaan investasi. Hal ini bisa dilakukan dengan menyisihkan keuntungan dari BUMDes, koperasi maupun lembaga perkreditan desa sehingga nantinya dapat memiliki saham pada bisnis strategis seperti bandara dan proyek-proyek lainnya.

"Penting untuk bersinergi meningkatkan kualitas SDM dan melahirkan entrepreneur karena fasilitas pendukung sudah tersedia," katanya lagi.

Sementara itu, anggota DPD Made Mangku Pastika mengatakan, perlu upaya yang terintegrasi dan keterpaduan antara berbagai pihak untuk saling mendukung khususnya dalam mengembangkan BUMDes.

"Kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, harus bergerak bersama dan ada yang mengorkestrasi. Apalagi Bali memiliki banyak tokoh dan pelaku usaha yang bekerja keras. Tetapi banyak yang tak terlihat karena tidak mau mengekspos diri," kata mantan gubernur Bali dua periode itu.

Menurut dia, banyak desa di Bali dengan potensi yang luar biasa. Terlebih pada daerah-daerah wisata. Seperti halnya Desa Canggu di Kabupaten Badung yang aset LPD-nya hingga Rp750 miliar.

"Artinya dana masyarakat sangat banyak. Jadi harus ada yang bisa turut mengelolanya, warga bisa berinvestasi di wadah yang tepat. Jangan sampai warga desa yang kaya-kaya justru masuk ke investasi bodong," ucap Pastika.

Selain itu, Pastika juga melihat pendapatan pemerintah daerah juga besar yang dapat digunakan untuk membantu desa. Dalam kesempatan itu, ia juga menceritakan saat menjabat gubernur Bali sempat menggelontorkan program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara yang menjadi cikal bakal lahirnya BUMDes di Bali.

Dirut PT Jamkrida Bali Mandara Ketut Widiana Karya yang hadir pada kesempatan tersebut juga mengatakan BUMDes sangat potensial untuk dibina dan didampingi.

Pihaknya sangat senang bisa bekerja sama dengan BUMDes karena tidak hanya memajukan kesejahteraan warga desa tetapi sekaligus UMKM bisa berkembang.

"Jamkrida tidak saja memberikan penjaminan tetapi juga pendampingan bagi manajemen UMKM. Ini usaha yang prospektif," katanya.

Dedy dari JINOM yang bergerak di industri telekomunikasi juga berharap bisa melayani warga di desa-desa di Bali yang belum ada akses internet.

JINOM sudah beroperasi secara nasional dengan layanan banyak tersebar di Jawa serta Bali. Pihaknya tidak saja dapat memberikan layanan internet cepat dan murah tetapi bisa bekerja sama dengan BUMDes sehingga dapat menambah pendapatan desa.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024