Dalam upaya mendukung Proyek Strategis Nasional Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), PT Pelabuhan Indonesia (Persero) (PT Pelindo) sebagai pelaksana berencana melakukan pengembangan Pelabuhan Benoa, Bali.
Pengembangan tersebut memerlukan beberapa penyesuaian, termasuk perubahan area terminal curah cair yang selama ini dimanfaatkan oleh Anak Perusahaan Pertamina-PT Pertamina Patra Niaga sebagai fasilitas penerimaan dan penimbunan BBM, Avtur dan Aspal kedepannya akan dikembangkan menjadi area penunjang pariwisata.
Oleh karena itu, perlu dilakukan relokasi fasilitas penerimaan Pertamina beserta infrastruktur pendukungnya dari Benoa Selatan ke Benoa Utara.
Sebagai wujud komitmen dan dukungan atas PSN BMTH tersebut, pada Jumat (22/3) telah dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh Executive Director 3 Pelindo Regional 3 Ali Sodikin dan Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat (RID) PT Pertamina Patra Niaga Eduward Adolof Kawi.
Perjanjian mencakup beberapa ruang lingkup antara lain pemanfaatan dermaga Pelindo untuk tambatan Kapal Pertamina, pembangunan fasilitas penerimaan (oil transfer equipment) BBM dan Avtur termasuk fasilitas Layanan Lindungan Perairan (LLP) dan Fire Fighting, serta penyediaan Layanan Kepelabuhanan oleh Pelindo kepada Pertamina.
Executive Director 3 Pelindo Ali Sodikin mengatakan bahwa momen ini bisa menjadi titik awal baru dari sinergi yang sudah terjalin.
"Ini merupakan momentum yang kita tunggu-tunggu. Kami yakin Manajemen PT Pelindo dan PT Pertamina Patra Niaga telah berupaya maksimal untuk mewujudkan kerja sama ini. Mudah-mudahan perjanjian ini bisa melanjutkan sinergi yang telah berjalan dengan luar biasa," ujar Ali.
Dalam sambutannya, Direktur RID Pertamina Patra Niaga Eduward Adolof Kawi mengatakan bahwa Pertamina sangat mendukung sinergi BUMN ini sekaligus menjadi wujud dari pemenuhan aspek Good Corporate Governance yang selalu menjadi perhatian utama kedua belah pihak.
"Sinergi ini sangat penting mengingat BMTH adalah salah satu Proyek Strategis Nasional dengan jadwal yang cukup ketat. Kami berharap PT Pelindo bisa memulai aktivitas dengan lancar, jangan khawatir Pertamina mendukung penuh karena ini juga untuk kepentingan negara," ucap Edo.
Perjanjian Kerja Sama ini berlaku selama empat tahun 11 bulan dan dengan ditandatangani perjanjian tersebut maka pekerjaan pembangunan fasilitas penerimaan BBM dan Avtur oleh PT Pelindo akan segera dilaksanakan paralel persiapan relokasi aset penerimaan BBM dan Avtur di Benoa Selatan oleh PT Pertamina Patra Niaga yang nantinya sudah tidak digunakan lagi.
"Selama proses pekerjaan tersebut tidak akan ada gangguan stok BBM untuk Bali. Bali ditopang terminal BBM Manggis dan Sanggaran yang menjadi terminal besar pendukung stok Indonesia Timur.
Selain itu, stok Avtur tetap dipastikan aman dengan adanya DPPU Ngurah Rai sebagai back bone supply Avtur di Bali” pungkas Edo.
Dengan adanya kerjasama sinergi antara PT Pelindo dan PT Pertamina Patra Niaga ini diharapkan dapat memberikan hasil yang saling menguntungkan bagi semua pihak serta mendukung potensi pariwisata di Pulau Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Pengembangan tersebut memerlukan beberapa penyesuaian, termasuk perubahan area terminal curah cair yang selama ini dimanfaatkan oleh Anak Perusahaan Pertamina-PT Pertamina Patra Niaga sebagai fasilitas penerimaan dan penimbunan BBM, Avtur dan Aspal kedepannya akan dikembangkan menjadi area penunjang pariwisata.
Oleh karena itu, perlu dilakukan relokasi fasilitas penerimaan Pertamina beserta infrastruktur pendukungnya dari Benoa Selatan ke Benoa Utara.
Sebagai wujud komitmen dan dukungan atas PSN BMTH tersebut, pada Jumat (22/3) telah dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh Executive Director 3 Pelindo Regional 3 Ali Sodikin dan Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat (RID) PT Pertamina Patra Niaga Eduward Adolof Kawi.
Perjanjian mencakup beberapa ruang lingkup antara lain pemanfaatan dermaga Pelindo untuk tambatan Kapal Pertamina, pembangunan fasilitas penerimaan (oil transfer equipment) BBM dan Avtur termasuk fasilitas Layanan Lindungan Perairan (LLP) dan Fire Fighting, serta penyediaan Layanan Kepelabuhanan oleh Pelindo kepada Pertamina.
Executive Director 3 Pelindo Ali Sodikin mengatakan bahwa momen ini bisa menjadi titik awal baru dari sinergi yang sudah terjalin.
"Ini merupakan momentum yang kita tunggu-tunggu. Kami yakin Manajemen PT Pelindo dan PT Pertamina Patra Niaga telah berupaya maksimal untuk mewujudkan kerja sama ini. Mudah-mudahan perjanjian ini bisa melanjutkan sinergi yang telah berjalan dengan luar biasa," ujar Ali.
Dalam sambutannya, Direktur RID Pertamina Patra Niaga Eduward Adolof Kawi mengatakan bahwa Pertamina sangat mendukung sinergi BUMN ini sekaligus menjadi wujud dari pemenuhan aspek Good Corporate Governance yang selalu menjadi perhatian utama kedua belah pihak.
"Sinergi ini sangat penting mengingat BMTH adalah salah satu Proyek Strategis Nasional dengan jadwal yang cukup ketat. Kami berharap PT Pelindo bisa memulai aktivitas dengan lancar, jangan khawatir Pertamina mendukung penuh karena ini juga untuk kepentingan negara," ucap Edo.
Perjanjian Kerja Sama ini berlaku selama empat tahun 11 bulan dan dengan ditandatangani perjanjian tersebut maka pekerjaan pembangunan fasilitas penerimaan BBM dan Avtur oleh PT Pelindo akan segera dilaksanakan paralel persiapan relokasi aset penerimaan BBM dan Avtur di Benoa Selatan oleh PT Pertamina Patra Niaga yang nantinya sudah tidak digunakan lagi.
"Selama proses pekerjaan tersebut tidak akan ada gangguan stok BBM untuk Bali. Bali ditopang terminal BBM Manggis dan Sanggaran yang menjadi terminal besar pendukung stok Indonesia Timur.
Selain itu, stok Avtur tetap dipastikan aman dengan adanya DPPU Ngurah Rai sebagai back bone supply Avtur di Bali” pungkas Edo.
Dengan adanya kerjasama sinergi antara PT Pelindo dan PT Pertamina Patra Niaga ini diharapkan dapat memberikan hasil yang saling menguntungkan bagi semua pihak serta mendukung potensi pariwisata di Pulau Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024