Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra dalam kegiatan penanaman serentak yang digelar Kementerian LHK menilai penanaman pohon dapat mendukung terwujudnya konsep perhutanan sosial.
Pemprov Bali terus melalukan penanaman pohon sebagai upaya meningkatkan luas tutupan hutan yang saat ini baru mencapai 28 persen dari jumlah ideal 30 persen dari luasan Bali.
“Karena dengan bertambahnya luas cakupan hutan, akan dapat memperluas pengembangan perhutanan sosial,” ucap Dewa Indra dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Jumat.
Ia menyampaikan bahwa Pemprov Bali selama ini tegas mendukung konsep perhutanan sosial, karena fungsi hutan dapat terus terjaga berkat peran masyarakat sekitarnya, ditambah akan memberikan manfaat ekonomi alih-alih dibiarkan terlantar.
"Kita terus membangun kolaborasi bersama masyarakat dengan memperluas cakupan perhutanan sosial, karena ini konsep yang sangat bagus untuk menjaga keberadaan hutan kita,” ujarnya.
Di lokasi penanaman serentak Hutan Wisata Pinus Glagalinggah, Desa Kintamani, Bangli, Sekda Dewa Indra bercerita bahwa dahulu hutan tersebut hanya dijaga pemerintah dan masyarakat sekitarnya tidak mendapat manfaat sehingga sering terjadi gangguan terhadap hutan.
Baca juga: Pemda Bali beri masyarakat kelola 10 persen hutan
“Di Glagalinggah ini sudah diterapkan perhutanan sosial, bilamana terjadi gangguan terhadap hutan maka masyarakatnya lah yang hadir pertama melakukan pencegahan,” kata Dewa Indra.
Tidak hanya di hutan daratan, Pemprov Bali menilai luasan hutan bakau juga perlu diperhatikan, mengingat spesies yang ada di hutan bakau Bali cukup beragam.
"Kita terus menganjurkan semua pihak turut serta menambah luasan hutan kita baik di dataran maupun bakau, maka bagi instansi yang melaksanakan kegiatan peringatan HUT kami sarankan agar diisi kegiatan menanam pohon," kata dia.
Untuk diketahui kegiatan penanaman serentak kali ini merupakan rangkaian keempat penanaman serentak dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan setelah sebelumnya dilaksanakan di Jakarta, Banten, kemudian Cianjur.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar yang sambutannya dibacakan oleh Plt. Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kemen LHK Bambang Supriyanto menyampaikan bahwa penanaman pohon adalah upaya mitigasi perubahan iklim dan pemulihan kualitas lingkungan hidup.
Baca juga: Dana reboisasi diusulkan untuk biayai perhutanan sosial
Upaya ini juga bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman masyarakat umum atas program pembangunan lingkungan dan kehutanan, memperkuat peran penting pohon dalam menyediakan oksigen, menyimpan karbon, serta mendukung kelangsungan hidup manusia dan alam semesta dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Dengan demikian, penanaman pohon tidak hanya menjadi solusi mitigasi untuk perubahan iklim yang tampak nyata di hadapan kita sehingga memberikan manfaat bagi bumi, tetapi juga menciptakan warisan penting bagi generasi mendatang," ujarnya.
Dalam kesempatan ini dilakukan penanaman pohon di lahan seluas 1 hektar dengan jumlah bibit 500 batang terdiri dari 300 jenis bibit pohon pinus dan 200 bibit pohon salam.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Pemprov Bali terus melalukan penanaman pohon sebagai upaya meningkatkan luas tutupan hutan yang saat ini baru mencapai 28 persen dari jumlah ideal 30 persen dari luasan Bali.
“Karena dengan bertambahnya luas cakupan hutan, akan dapat memperluas pengembangan perhutanan sosial,” ucap Dewa Indra dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Jumat.
Ia menyampaikan bahwa Pemprov Bali selama ini tegas mendukung konsep perhutanan sosial, karena fungsi hutan dapat terus terjaga berkat peran masyarakat sekitarnya, ditambah akan memberikan manfaat ekonomi alih-alih dibiarkan terlantar.
"Kita terus membangun kolaborasi bersama masyarakat dengan memperluas cakupan perhutanan sosial, karena ini konsep yang sangat bagus untuk menjaga keberadaan hutan kita,” ujarnya.
Di lokasi penanaman serentak Hutan Wisata Pinus Glagalinggah, Desa Kintamani, Bangli, Sekda Dewa Indra bercerita bahwa dahulu hutan tersebut hanya dijaga pemerintah dan masyarakat sekitarnya tidak mendapat manfaat sehingga sering terjadi gangguan terhadap hutan.
Baca juga: Pemda Bali beri masyarakat kelola 10 persen hutan
“Di Glagalinggah ini sudah diterapkan perhutanan sosial, bilamana terjadi gangguan terhadap hutan maka masyarakatnya lah yang hadir pertama melakukan pencegahan,” kata Dewa Indra.
Tidak hanya di hutan daratan, Pemprov Bali menilai luasan hutan bakau juga perlu diperhatikan, mengingat spesies yang ada di hutan bakau Bali cukup beragam.
"Kita terus menganjurkan semua pihak turut serta menambah luasan hutan kita baik di dataran maupun bakau, maka bagi instansi yang melaksanakan kegiatan peringatan HUT kami sarankan agar diisi kegiatan menanam pohon," kata dia.
Untuk diketahui kegiatan penanaman serentak kali ini merupakan rangkaian keempat penanaman serentak dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan setelah sebelumnya dilaksanakan di Jakarta, Banten, kemudian Cianjur.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar yang sambutannya dibacakan oleh Plt. Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kemen LHK Bambang Supriyanto menyampaikan bahwa penanaman pohon adalah upaya mitigasi perubahan iklim dan pemulihan kualitas lingkungan hidup.
Baca juga: Dana reboisasi diusulkan untuk biayai perhutanan sosial
Upaya ini juga bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman masyarakat umum atas program pembangunan lingkungan dan kehutanan, memperkuat peran penting pohon dalam menyediakan oksigen, menyimpan karbon, serta mendukung kelangsungan hidup manusia dan alam semesta dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Dengan demikian, penanaman pohon tidak hanya menjadi solusi mitigasi untuk perubahan iklim yang tampak nyata di hadapan kita sehingga memberikan manfaat bagi bumi, tetapi juga menciptakan warisan penting bagi generasi mendatang," ujarnya.
Dalam kesempatan ini dilakukan penanaman pohon di lahan seluas 1 hektar dengan jumlah bibit 500 batang terdiri dari 300 jenis bibit pohon pinus dan 200 bibit pohon salam.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024