Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah tokoh masyarakat Bali menilai pembangunan sarana industri pariwisata tanpa memperhatikan aspek dasar tradisi yang berbasis pada pertanian dikhawatirkan dapat menjadi ancaman Pulau Dewata ke depan.
"Semua yang dibangun saat ini akan menjadi bumerang Bali sendiri. Dulu orang ke Bali karena keramahtamahan warganya. Tapi 30 tahun ke depan, Bali bisa menjadi provinsi termiskin ketika pariwisata bangkrut," kata I Gusti Ngurah Harta, seorang tokoh masyarakat Bali, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, alasan tersebut karena masyarakat Bali tidak punya pemasukan lain, selain dari pariwisata. Sebab sektor dasar warga Bali sebagai masyarakat agraris mulai ditinggalkan oleh pendukungnya, dalam hal ini seiring minat bertani dari generasi muda mulai menurun.
Padahal, kata penisepuh spiritual perguruan "Sandhi Murti itu, Bali terkenal karena karakter masyarakatnya yang berbasis agraris.
"Tetapi ilmu pertanian itu tak pernah dilestarikan. Padahal, Bali dikenal dan menjadi beda karena karakter agrarisnya," katanya.
Ia mengatakan hal tersebut cukup beralasan karena setiap tahunnya ribuan lahan persawahan di Bali tergerus, beralihfungsi menjadi akomodasi pariwisata.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Semua yang dibangun saat ini akan menjadi bumerang Bali sendiri. Dulu orang ke Bali karena keramahtamahan warganya. Tapi 30 tahun ke depan, Bali bisa menjadi provinsi termiskin ketika pariwisata bangkrut," kata I Gusti Ngurah Harta, seorang tokoh masyarakat Bali, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, alasan tersebut karena masyarakat Bali tidak punya pemasukan lain, selain dari pariwisata. Sebab sektor dasar warga Bali sebagai masyarakat agraris mulai ditinggalkan oleh pendukungnya, dalam hal ini seiring minat bertani dari generasi muda mulai menurun.
Padahal, kata penisepuh spiritual perguruan "Sandhi Murti itu, Bali terkenal karena karakter masyarakatnya yang berbasis agraris.
"Tetapi ilmu pertanian itu tak pernah dilestarikan. Padahal, Bali dikenal dan menjadi beda karena karakter agrarisnya," katanya.
Ia mengatakan hal tersebut cukup beralasan karena setiap tahunnya ribuan lahan persawahan di Bali tergerus, beralihfungsi menjadi akomodasi pariwisata.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013