Denpasar (Antara Bali) - Delapan gedung baru di lingkungan Institut seni Indonesia (ISI) Denpasar berhasil dirampungkan dan peresmian secara ritual atau "pemelaspasan" dilakukan bertepatan dengan purnama dan Tumpek Landep, Sabtu (26/1).
"Kedelapan gedung itu akan melengkapi proses belajar mengajar di lembaga pendidikan tinggi seni tersebut," kata Humas ISI Denpasar, Ni Ketut Dewi Yulianti SS MHum, Senin.
Kedelapan gedung baru tersebut terdiri atas satu gedung untuk Dekan Fakultas Seni Pertunjukan (FSP), satu gedung dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) serta dua gedung untuk perkuliahan.
Selain itu satu gedung untuk laboratorium, satu gedung khusus untuk pameran karya seni, satu gedung rumah susun bagi mahasiswa (Rusunawa), dan satu gedung ukurannya terbesar adalah Citta Kelangen.
Gedung Citta Kelangen dilengkapi dengan fasilitas tangga elektronik (lift) yang memenuhi standar internasional.
Dewi Yulianti menambahkan, peningkatan sarana dan prasarana gedung bertaraf internasional ini merupakan salah satu wujud nyata dari visi ISI Denpasar menjadi "World Class Univeristy" yang tetap berbasis budaya lokal namun bertaraf internasional. (*/ADT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Kedelapan gedung itu akan melengkapi proses belajar mengajar di lembaga pendidikan tinggi seni tersebut," kata Humas ISI Denpasar, Ni Ketut Dewi Yulianti SS MHum, Senin.
Kedelapan gedung baru tersebut terdiri atas satu gedung untuk Dekan Fakultas Seni Pertunjukan (FSP), satu gedung dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) serta dua gedung untuk perkuliahan.
Selain itu satu gedung untuk laboratorium, satu gedung khusus untuk pameran karya seni, satu gedung rumah susun bagi mahasiswa (Rusunawa), dan satu gedung ukurannya terbesar adalah Citta Kelangen.
Gedung Citta Kelangen dilengkapi dengan fasilitas tangga elektronik (lift) yang memenuhi standar internasional.
Dewi Yulianti menambahkan, peningkatan sarana dan prasarana gedung bertaraf internasional ini merupakan salah satu wujud nyata dari visi ISI Denpasar menjadi "World Class Univeristy" yang tetap berbasis budaya lokal namun bertaraf internasional. (*/ADT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013