Denpasar (Antara Bali) - Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) menduga kerusuhan bernuansa SARA mengarah ke Bali sebagai bagian dari kekuatan multikulturalisme di Indonesia.

"Kami melihat ada skenario dan kepentingan terselubung di balik kerusuhan SARA di Sumbawa dan Balinuraga. Kerusuhan itu bukan hanya reaksi spontan masyarakat," kata Ketua LCKI Bali Njoman Gde Suweta di Denpasar, Kamis.

Ia mengamati kerusuhan yang menyebabkan masyarakat Bali di perantauan modisnya hampir sama, baik di Sumbawa, NTB, maupun di Balinuraga, Lampung.

"Kalau saya melihat, ada semacam kesadaran baru yang tumbuh bahwa Bali adalah sekrup kekuatan Bhinneka Tunggal Ika itu ada di Bali, bukan Papua, Ambon dan lainnya," kata mantan Wakopolda Bali itu.

Menurut Suweta, jika Bali terprovokasi maka medan magnetnya akan sangat luar biasa. "Bisa dipastikan bahwa seluruh etnis yang ada akan teresonansi," kata Ketua Persatuan Purnawirawan Polri Bali itu.

Jika kondisi ini terjadi, sebagaimana diskenariokan pihak-pihak yang berkepentingan, maka dipastikan NKRI terancam kehancuran.

Oleh sebab itu, LCKI Bali mendesak Presiden, BIN, Menkopolhukam, Panglima TNI, dan Kapolri agar tidak melihat kerusuhan Sumbawa sebagai masalah yang sederhana.

"Itu harus digali dan hasilnya dijadikan dasar penyelesaian masalah demi masa depan bangsa yang lebih baik," kata Suweta.

Ia berharap  masyarakat Bali agar tetap bijaksana dalam menyikapi berbagai persoalan yang terjadi di Balinuraga dan Sumbawa. Masyarakat juga diminta untuk tidak terjebak dalam skenario pihak-pihak yang menginginkan perpecahan. (*/DWA/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013