Kementerian Perdagangan (Kemendag) catatkan kontrak dagang sebesar 63,3 juta dolar AS atau senilai Rp950 miliar pada hari ketiga pelaksanaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat (20/10).
Direktur Jendral Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi mengatakan, nilai kontrak dagang didapat dari penandatanganan 11 nota kesepahaman (MoU) antara eksportir Indonesia dan pembeli internasional dari tujuh mitra dagang.
"Dengan penandatanganan kontrak dagang hari ini, kami terus berharap produk-produk Indonesia bisa semakin gencar dipasarkan di seluruh dunia. Kami optimis produk-produk Indonesia semakin diterima di pasar global," ujar Didi melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Trade Expo Indonesia catatkan kontrak dagang Rp9,3 triliun
Penandatanganan kontrak dagang di hari ketiga melibatkan eksportir Indonesia dengan pembeli internasional dari Belanda, Hong Kong, Tiongkok, Chili, Kamboja, Afrika Selatan, dan Serbia.
Nilai kontrak dagang terbesar pada hari ketiga dihasilkan dari Belanda sebesar 53 juta dolar AS. Nilai kontrak dengan Belanda tersebut didominasi kesepakatan kerja sama pembentukan hub perdagangan di Belanda oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan London dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia di Belanda (Aspina) dengan nilai 52,8 juta dolar AS.
Sementara itu, transaksi terbesar kedua ditempati Hongkong sebesar 6 juta dolar AS dan diikuti Tiongkok 2,6 juta dolar AS.
"Produk-produk yang termasuk dalam kontrak dagang antara lain keong kalengan, rangka bus listrik, sepeda, suku cadang mobil, bulu mata palsu, dan biji kopi," kata Didi.
Baca juga: Presiden ingatkan peluang saat perang dagang
Pada penyelenggaraan hari pertama, Rabu (18/10), TEI berhasil mencatatkan 4,9 miliar dolar AS dari 99 kontrak dagang. Sedangkan pada Kamis (19/10), nilai kontrak dagang yang didapat sebesar 625 juta dolar AS atau sekitar Rp9,3 triliun dari 60 penandatanganan MoU.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Direktur Jendral Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi mengatakan, nilai kontrak dagang didapat dari penandatanganan 11 nota kesepahaman (MoU) antara eksportir Indonesia dan pembeli internasional dari tujuh mitra dagang.
"Dengan penandatanganan kontrak dagang hari ini, kami terus berharap produk-produk Indonesia bisa semakin gencar dipasarkan di seluruh dunia. Kami optimis produk-produk Indonesia semakin diterima di pasar global," ujar Didi melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Trade Expo Indonesia catatkan kontrak dagang Rp9,3 triliun
Penandatanganan kontrak dagang di hari ketiga melibatkan eksportir Indonesia dengan pembeli internasional dari Belanda, Hong Kong, Tiongkok, Chili, Kamboja, Afrika Selatan, dan Serbia.
Nilai kontrak dagang terbesar pada hari ketiga dihasilkan dari Belanda sebesar 53 juta dolar AS. Nilai kontrak dengan Belanda tersebut didominasi kesepakatan kerja sama pembentukan hub perdagangan di Belanda oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan London dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia di Belanda (Aspina) dengan nilai 52,8 juta dolar AS.
Sementara itu, transaksi terbesar kedua ditempati Hongkong sebesar 6 juta dolar AS dan diikuti Tiongkok 2,6 juta dolar AS.
"Produk-produk yang termasuk dalam kontrak dagang antara lain keong kalengan, rangka bus listrik, sepeda, suku cadang mobil, bulu mata palsu, dan biji kopi," kata Didi.
Baca juga: Presiden ingatkan peluang saat perang dagang
Pada penyelenggaraan hari pertama, Rabu (18/10), TEI berhasil mencatatkan 4,9 miliar dolar AS dari 99 kontrak dagang. Sedangkan pada Kamis (19/10), nilai kontrak dagang yang didapat sebesar 625 juta dolar AS atau sekitar Rp9,3 triliun dari 60 penandatanganan MoU.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023