Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menggaungkan semangat perdamaian di Peringatan 21 Tahun Bom Bali di Tugu Peringatan Bom Bali, Kabupaten Badung, Kamis.

“Mari kita berdamai dengan masa lalu, memaafkan, dan membangun masa depan yang lebih baik bersama-sama,” ucapnya di hadapan penyintas, keluarga korban, dan masyarakat umum.

Sang Made memahami luka mendalam yang dirasakan selama 21 tahun terakhir oleh mereka yang terdampak tragedi kemanusiaan itu, namun ia mengingatkan untuk berpandangan ke depan, dengan dua pilihan yaitu terus membenci atau mengubah memori tersebut menjadi sumber kekuatan dan transformasi.

“Mari kita gunakan kejadian ini sebagai panggilan untuk mempromosikan pemahaman toleransi dan cinta sesama manusia. Dalam renungan ini kita memohon kepada alam semesta diberi kekuatan yang lebih besar dalam mewujudkan perdamaian abadi, jadikan kenangan ini sebagai titik awal inspirasi tindakan kita dalam membangun harmoni,” ucapnya.

Baca juga: Mangku Pastika: Peringatan peristiwa Bom Bali pengingat pentingnya perdamaian

Pemprov Bali turut merasakan duka korban Bom Bali yang jumlahnya lebih dari 200 jiwa itu, Sang Made mengapresiasi peringatan tahunan yang rutin dilakukan di titik nol Kuta dan mendukung agar rutin dilaksanakan untuk mengingat tragedi kelam itu agar tak terulang kembali.

“Terima kasih kepada semua pihak yang telah menangani peristiwa Bom Bali dan mencegah peristiwa serupa terulang kembali. Peristiwa bom tersebut merupakan pengalaman yang tidak boleh terulang. Bali sebagai destinasi wisata sangat berkepentingan agar aman dan nyaman di mana orang yang berada dan datang terbebas dari kekhawatiran, rasa takut ancaman dan gangguan,” ujarnya.

Masih dalam sambutannya, Pj Gubernur Bali mengingatkan bahwa perdamaian mengajarkan untuk tidak konflik atau bertindak tanpa permusuhan dan niat buruk, perdamaian harus memperlakukan setiap orang dengan sama tanpa melihat identitasnya walau berbeda.

Baca juga: Pemkab Badung menata arsip tragedi bom Bali sebagai memori kolektif

Terkait dengan arahannya itu, terpantau hingga malam hari kawasan Tugu Bom Bali penuh dipadati penyintas, keluarga korban, dan masyarakat umum, mereka datang dari identitas berbeda, mulai dari warga lokal hingga warga negara asing karena diketahui korban dari bom tersebut berasal dari banyak negara.

Bahkan ketika peringatan dimulai, terpantau sejumlah delegasi dari KTT AIS Forum yang belum kembali ke negaranya bersama delegasi World Water Forum yang sedang menjalani pertemuan pada hari yang sama datang untuk turut memanjatkan doa.

Selain doa bersama, mereka juga melakukan perenungan dan diakhiri prosesi tabur bunga, sebelum itu, Ketua Tim Investigasi Bom Bali I Made Mangku Pastika yang turut hadir juga memberi pesan perdamaian.

“Saya hanya mohon supaya kita memaafkan. Para keluarga korban, we never forget but we have to forgive. Para korban, dengan tulus ikhlas kita maafkan mereka, kita membersihkan diri kita, tapi kita tidak boleh lupa,” tuturnya.*

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023