Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi kejadian paling dominan yang ditangani sepanjang September 2023, bahkan angkanya meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
“Perhatian lebih serius pada bencana kebakaran hutan dan lahan yang meningkat dari bulan sebelumnya dan menjadi bencana paling dominan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin di Denpasar, Senin.
Berdasarkan catatannya, sebanyak 68 bencana terjadi sepanjang September 2023, dengan 27 di antaranya atau 39,7 persen karhutla, sedangkan pada Agustus dari 56 kejadian hanya 26,8 persen yang merupakan bencana karhutla.
Dia menjelaskan, bencana karhutla itu paling banyak terjadi di Kabupaten Karangasem dengan 13 kasus, disusul Buleleng dan Bangli masing-masing lima kasus, Badung tiga kasus, dan Jembrana satu kasus.
Meski mendominasi, diketahui bahwa bencana kebakaran hutan sendiri baru mulai terasa di penghujung September, di tengah musim kemarau yang dibarengi kondisi El Nino.
Baca juga: BPBD Bali ingin dunia usaha bantu atasi kekeringan
Seperti di Kabupaten Karangasem tepatnya kawasan lereng Gunung Agung yang mulai mengeluarkan asap sejak 27 September 2023 diduga karena gesekan pohon-pohon kering, dan akibat karhutla disertai beberapa bencana lainnya terdapat estimasi kerugian mencapai Rp19 juta.
“Waspadai kebakaran hutan dan lahan dengan tidak melakukan aktivitas pembakaran tanpa pengawasan dan hemat penggunaan air bersih. Mari tingkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan untuk Bali yang tangguh bencana,” kata Rentin mengimbau warga.
Selain kebakaran hutan, BPBD Bali juga mencatat beberapa kejadian lain seperti kebakaran gedung, kekeringan, tanah longsor, abrasi dan cuaca ekstrem, dengan kerugian seluruhnya diprediksi mencapai Rp2,4 miliar.
Kemudian di Buleleng terdapat 16 kejadian didominasi kebakaran gedung disusul karhutla dan kekeringan, lalu untuk Badung 16 kejadian di dominasi kebakaran gedung dan karhutla, Karangasem 18 kasus yang didominasi karhutla, Bangli tujuh kasus didominasi karhutla.
Baca juga: BPBD Bali: Gesekan pohon sebabkan kebakaran di bukit Karangasem
Jembrana enam kasus didominasi kekeringan, Gianyar tiga kasus didominasi kebakaran gedung, Klungkung dua kasus didominasi oleh kebakaran gedung, sementara Denpasar dan Tabanan nihil.
Sebelumnya BBMKG Wilayah III Denpasar telah mengeluarkan peringatan waspada potensi kekeringan di wilayah Bali bagian utara, barat, selatan, dan timur, dan BPBD Bali telah melakukan pendistribusian air setelahnya.
“Sepanjang bulan September, BPBD provinsi, kabupaten/kota se-Bali, dan PMI telah mendistribusikan air bersih sedikitnya 300 ribu liter ke wilayah-wilayah yang terdampak kekeringan di Kabupaten Buleleng, Jembrana, Bangli dan Karangasem,” kata Rentin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
“Perhatian lebih serius pada bencana kebakaran hutan dan lahan yang meningkat dari bulan sebelumnya dan menjadi bencana paling dominan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin di Denpasar, Senin.
Berdasarkan catatannya, sebanyak 68 bencana terjadi sepanjang September 2023, dengan 27 di antaranya atau 39,7 persen karhutla, sedangkan pada Agustus dari 56 kejadian hanya 26,8 persen yang merupakan bencana karhutla.
Dia menjelaskan, bencana karhutla itu paling banyak terjadi di Kabupaten Karangasem dengan 13 kasus, disusul Buleleng dan Bangli masing-masing lima kasus, Badung tiga kasus, dan Jembrana satu kasus.
Meski mendominasi, diketahui bahwa bencana kebakaran hutan sendiri baru mulai terasa di penghujung September, di tengah musim kemarau yang dibarengi kondisi El Nino.
Baca juga: BPBD Bali ingin dunia usaha bantu atasi kekeringan
Seperti di Kabupaten Karangasem tepatnya kawasan lereng Gunung Agung yang mulai mengeluarkan asap sejak 27 September 2023 diduga karena gesekan pohon-pohon kering, dan akibat karhutla disertai beberapa bencana lainnya terdapat estimasi kerugian mencapai Rp19 juta.
“Waspadai kebakaran hutan dan lahan dengan tidak melakukan aktivitas pembakaran tanpa pengawasan dan hemat penggunaan air bersih. Mari tingkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan untuk Bali yang tangguh bencana,” kata Rentin mengimbau warga.
Selain kebakaran hutan, BPBD Bali juga mencatat beberapa kejadian lain seperti kebakaran gedung, kekeringan, tanah longsor, abrasi dan cuaca ekstrem, dengan kerugian seluruhnya diprediksi mencapai Rp2,4 miliar.
Kemudian di Buleleng terdapat 16 kejadian didominasi kebakaran gedung disusul karhutla dan kekeringan, lalu untuk Badung 16 kejadian di dominasi kebakaran gedung dan karhutla, Karangasem 18 kasus yang didominasi karhutla, Bangli tujuh kasus didominasi karhutla.
Baca juga: BPBD Bali: Gesekan pohon sebabkan kebakaran di bukit Karangasem
Jembrana enam kasus didominasi kekeringan, Gianyar tiga kasus didominasi kebakaran gedung, Klungkung dua kasus didominasi oleh kebakaran gedung, sementara Denpasar dan Tabanan nihil.
Sebelumnya BBMKG Wilayah III Denpasar telah mengeluarkan peringatan waspada potensi kekeringan di wilayah Bali bagian utara, barat, selatan, dan timur, dan BPBD Bali telah melakukan pendistribusian air setelahnya.
“Sepanjang bulan September, BPBD provinsi, kabupaten/kota se-Bali, dan PMI telah mendistribusikan air bersih sedikitnya 300 ribu liter ke wilayah-wilayah yang terdampak kekeringan di Kabupaten Buleleng, Jembrana, Bangli dan Karangasem,” kata Rentin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023