Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Endang Retno Sri Subiyandani saat mengumumkan inflasi gabungan Denpasar dan Singaraja menyampaikan dua kota tersebut masuk ke dalam jajaran kota yang mengalami inflasi di bulan Agustus 2023.

“Kota Singaraja menempati urutan ke-9 dan Denpasar menempati urutan ke-11 dari 44 kota yang mengalami inflasi (Agustus 2023),” kata dia di Denpasar, Jumat.

Adapun inflasi di Denpasar Agustus 2023 menurut bulan ke bulan (mtm) adalah 0,21 persen, dan Singaraja 0,27 persen, di mana menurut inflasi gabungan kedua kota tersebut tercatat inflasi sebesar 0,23 persen.

“Perlu kami jelaskan bahwa inflasi gabungan Kota Denpasar dan Singaraja berbeda dengan inflasi Provinsi Bali, inflasi gabungan dua kota ini hanya indikator proxy untuk inflasi Bali,” ucap Endang.

Lebih jauh, terdapat tiga kelompok yang dicatat BPS Bali sebagai penyumbang inflasi terbesar gabungan dua kota tersebut sepanjang Agustus 2023, itu adalah pendidikan dengan inflasi 2,27 persen; kemudian makanan, minuman, dan tembakau inflasi 0,42 persen; dan perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,46 persen.

Jika dipecah, tiga kelompok penyumbang inflasi di Singaraja sendiri adalah makanan, minuman dan tembakau memimpin dengan inflasi 0,56 persen; diikuti perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,4 persen; dan perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,29 persen.

Sementara Denpasar dipimpin kelompok inflasi dengan menyumbang inflasi 2,43 persen; makanan, minuman, dan tembakau 0,39 persen; perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,47 persen.

Kepala BPS Bali itu mengingatkan bahwa beberapa kejadian penting berlangsung selama Agustus 2023, di mana kejadian tersebut berpengaruh terhadap angka inflasi.

Hari penting tersebut seperti tahun ajaran baru, di mana pada Agustus umumnya dilakukan rapat komite sekolah untuk membahas biaya pendidikan.

“Selanjutnya Hari Raya Galungan dan Kuningan, pada minggu pertama Agustus masyarakat Bali merayakan Galungan yang jatuh pada tanggal 2 Agustus 2023 dan Kuningan pada tanggal 12 Agustus 2023,” kata Endang.

Selain itu pada 1 Agustus lalu bbm non-subsidi mengalami kenaikan pada pertamax turbo dan dexlite, sebaliknya terdapat penurunan pada pertamina dex.

Akhirnya BPS Bali menemukan data lima komoditas penyumbang inflasi terbesar sepanjang Agustus pada kedua kota, yaitu akademisi dan perguruan tinggi dengan andil inflasi tertinggi yaitu 0,139 persen.

“Diikuti cabai rawit 0,048 persen, kemudian canang sari 0,028 persen, beras 0,021 persen, dan telur ayam ras 0,02 persen,” tutup Endang.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023