Desa Manistutu di Kabupaten Jembrana, Bali masuk dalam sepuluh besar desa wisata terbaik nasional kategori suvenir, sehingga mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi kreatif.
Seperti yang dikutip dari siaran pers yang diterima dari Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Jembrana di Jembrana, Bali, Senin sore, penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 diserahkan oleh Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kemenparekraf Nur Asia Uno di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta kepada perwakilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wirawana Pagubugan, Desa Manistutu I Putu Astawa.
“Masuk 75 besar ADWI dari ribuan desa di Indonesia sudah capaian luar biasa bagi kami. Apalagi sampai masuk sepuluh besar seperti ini,” kata Ketua Pokdarwis Wirawana Pagubugan I Ketut Master.
Ia mengatakan penghargaan yang diterima merupakan kerja keras semua pihak mulai dari kepala desa, bendesa (ketua desa adat), tokoh serta seluruh masyarakat Desa Manistutu.
“Pemkab Jembrana juga memberikan dukungan dan motivasi tanpa henti. Berkali-kali Pak Bupati mendorong kami untuk mengembangkan Manistutu sebagai desa wisata nasional dan internasional,” katanya.
Dengan dukungan berbagai pihak itu, menurut dia, Pokdarwis yang ia pimpin tergugah untuk mewujudkan harapan banyak pihak.
“Kemajuan desa harus tercapai, kalau kami berusaha berkontribusi lewat sektor pariwisata,” katanya.
Namun, ia juga menyadari, pengakuan dan penghargaan saja tidak cukup bagi pariwisata di Desa Manisututu, karena yang lebih penting adalah keberlanjutan. Menurut dia, pariwisata menuntut konsistensi agar terus berlanjut dan terjaga dengan baik.
“Untuk itu, kita tidak bisa berjalan sendiri, harus ada campur tangan semua pihak, termasuk didalamnya pemerintah daerah," katanya.
Desa Manistutu terletak di Kecamatan Melaya dengan objek wisata alam sebagai unggulan, seperti hutan, sungai dan wisata religius.
Master mengungkapkan, dengan berbagai upaya promosi, beberapa wisatawan mancanegara mulai mengunjungi desa tersebut, dengan mengikuti paket tur wisata yang dikelola Pokdarwis Wirawana Pagubugan.
Selain perjalanan wisata alam yang dimulai dari monumen perjuangan di desa tersebut, pengelola juga menyediakan penginapan yang menyatu dengan rumah warga.
“Tidak ada penginapan khusus. Wisatawan tidur di rumah warga tapi mendapatkan pelayanan seperti di hotel,” katanya.
Dengan menginap di rumah warga ini, pengunjung bisa melihat dan berinteraksi langsung dengan kehidupan masyarakat sehari-hari seperti pergi ke sawah atau kebun, serta membuat sarana persembahyangan Umat Hindu.
Menurutnya, wisatawan mancanegara sangat menikmati konsep seperti itu, dan sering bertanya berbagai hal yang sedang dikerjakan warga.
Saat penyerahan penghargaan, Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno mengajak seluruh komponen masyarakat, untuk bersama-sama mewujudkan pariwisata berkelas dunia untuk Indonesia bangkit.
"Kami percaya, bangkitnya pariwisata Indonesia dimulai dari desa, karena kekayaan alam, luhurnya adat dan budaya, serta semangat masyarakat di desa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Seperti yang dikutip dari siaran pers yang diterima dari Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Jembrana di Jembrana, Bali, Senin sore, penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 diserahkan oleh Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kemenparekraf Nur Asia Uno di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta kepada perwakilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wirawana Pagubugan, Desa Manistutu I Putu Astawa.
“Masuk 75 besar ADWI dari ribuan desa di Indonesia sudah capaian luar biasa bagi kami. Apalagi sampai masuk sepuluh besar seperti ini,” kata Ketua Pokdarwis Wirawana Pagubugan I Ketut Master.
Ia mengatakan penghargaan yang diterima merupakan kerja keras semua pihak mulai dari kepala desa, bendesa (ketua desa adat), tokoh serta seluruh masyarakat Desa Manistutu.
“Pemkab Jembrana juga memberikan dukungan dan motivasi tanpa henti. Berkali-kali Pak Bupati mendorong kami untuk mengembangkan Manistutu sebagai desa wisata nasional dan internasional,” katanya.
Dengan dukungan berbagai pihak itu, menurut dia, Pokdarwis yang ia pimpin tergugah untuk mewujudkan harapan banyak pihak.
“Kemajuan desa harus tercapai, kalau kami berusaha berkontribusi lewat sektor pariwisata,” katanya.
Namun, ia juga menyadari, pengakuan dan penghargaan saja tidak cukup bagi pariwisata di Desa Manisututu, karena yang lebih penting adalah keberlanjutan. Menurut dia, pariwisata menuntut konsistensi agar terus berlanjut dan terjaga dengan baik.
“Untuk itu, kita tidak bisa berjalan sendiri, harus ada campur tangan semua pihak, termasuk didalamnya pemerintah daerah," katanya.
Desa Manistutu terletak di Kecamatan Melaya dengan objek wisata alam sebagai unggulan, seperti hutan, sungai dan wisata religius.
Master mengungkapkan, dengan berbagai upaya promosi, beberapa wisatawan mancanegara mulai mengunjungi desa tersebut, dengan mengikuti paket tur wisata yang dikelola Pokdarwis Wirawana Pagubugan.
Selain perjalanan wisata alam yang dimulai dari monumen perjuangan di desa tersebut, pengelola juga menyediakan penginapan yang menyatu dengan rumah warga.
“Tidak ada penginapan khusus. Wisatawan tidur di rumah warga tapi mendapatkan pelayanan seperti di hotel,” katanya.
Dengan menginap di rumah warga ini, pengunjung bisa melihat dan berinteraksi langsung dengan kehidupan masyarakat sehari-hari seperti pergi ke sawah atau kebun, serta membuat sarana persembahyangan Umat Hindu.
Menurutnya, wisatawan mancanegara sangat menikmati konsep seperti itu, dan sering bertanya berbagai hal yang sedang dikerjakan warga.
Saat penyerahan penghargaan, Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno mengajak seluruh komponen masyarakat, untuk bersama-sama mewujudkan pariwisata berkelas dunia untuk Indonesia bangkit.
"Kami percaya, bangkitnya pariwisata Indonesia dimulai dari desa, karena kekayaan alam, luhurnya adat dan budaya, serta semangat masyarakat di desa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023