Bandung (Antara Bali) - Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Kota Bandung, menyatakan guru pengajar bahasa daerah di Indonesia terancam akan kehilangan pekerjaan apabila Kurikulum 2013 yang saat ini masih uji publik jadi diterapkan.
"Di dalam Kurikulum 2013 salah satunya ada poin meniadakan mata pelajaran muatan lokal (mulok), pengaruhnya bukan hanya kepada guru pengajar bahasa Sunda namun juga kepada seluruh guru pengajar bahasa daerah di Indonesia," kata pimpinan FAGI Iwan Hermawan, di Bandung, Senin.
Iwan yang ikut serta dalam aksi unjuk budaya Menolak Kurikulum 2013 di depan Gedung Sate Bandung, Iwan menegaskan tentang penolakannya terhadap Kurikulum 2013 karena perubahan tersebut dilakukan secara reaktif dan terkesan tergesa-gesa sehingga tidak memperlihatkan adanya visi pendidikan yang jelas.
"Jadi bukan guru bahasa Sunda saja yang terancam, guru bahasa padang, Bali, Jawa, dan pengajar bahasa daerah lainnya di Indonesia juga terancam kehilangan pekerjaannya," katanya.
Ia menuturkan, perubahan kurikulum juga tidak didahului oleh riset dan evaluasi yang sungguh-sungguh atas kurikulum saat ini yakni KTSP.
"Perubahan kurikulum ini mereduksi mata pelajaran mulok khususnya pelajaran bahasa daerah," katanya.
Kurikulum baru ini, lanjut dia, juga akan mengintegrasikan pelajaran bahasa daerah ke dalam pelajaran seni budaya dan olah raga. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Di dalam Kurikulum 2013 salah satunya ada poin meniadakan mata pelajaran muatan lokal (mulok), pengaruhnya bukan hanya kepada guru pengajar bahasa Sunda namun juga kepada seluruh guru pengajar bahasa daerah di Indonesia," kata pimpinan FAGI Iwan Hermawan, di Bandung, Senin.
Iwan yang ikut serta dalam aksi unjuk budaya Menolak Kurikulum 2013 di depan Gedung Sate Bandung, Iwan menegaskan tentang penolakannya terhadap Kurikulum 2013 karena perubahan tersebut dilakukan secara reaktif dan terkesan tergesa-gesa sehingga tidak memperlihatkan adanya visi pendidikan yang jelas.
"Jadi bukan guru bahasa Sunda saja yang terancam, guru bahasa padang, Bali, Jawa, dan pengajar bahasa daerah lainnya di Indonesia juga terancam kehilangan pekerjaannya," katanya.
Ia menuturkan, perubahan kurikulum juga tidak didahului oleh riset dan evaluasi yang sungguh-sungguh atas kurikulum saat ini yakni KTSP.
"Perubahan kurikulum ini mereduksi mata pelajaran mulok khususnya pelajaran bahasa daerah," katanya.
Kurikulum baru ini, lanjut dia, juga akan mengintegrasikan pelajaran bahasa daerah ke dalam pelajaran seni budaya dan olah raga. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012