Praktisi kesehatan dokter spesialis anak dr. Ramdhani Yassien,  MMRS, Sp.A  mengimbau kepada para orang tua agar mengenali ciri-ciri diare pada anak dengan memperhatikan intensitas buang air, serta kotoran (feses) yang dikeluarkan saat buang air besar (BAB).

"Jika BAB lebih dari tiga kali dalam kurun waktu 24 jam, dengan kotoran yang lebih cair dan berlangsung kurang dari satu minggu itu sudah termasuk diare akut," katanya dalam diskusi terkait imunisasi rotavirus yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
 
Selain itu, kata dia, orang tua juga perlu untuk mengenali gejala-gejala lainnya yang terjadi selama diare terjadi pada anak, seperti dehidrasi.
 
Pada prinsipnya, katanya, diare menyebabkan dehidrasi. Jika orang tua tidak mendapatkan obat yang cocok untuk anak, maka orang tua perlu memastikan agar cairan yang dikeluarkan oleh anak mendapatkan penggantinya agar tubuh tidak kekurangan air.
 
Ia mengemukakan diare terjadi dengan gejala yang lebih berat umumnya terjadi pada anak yang belum mendapatkan imunisasi rotavirus.
 
"Pada anak yang belum mendapatkan imunisasi rotavirus, biasanya terjadi dehidrasi yang lebih berat, bahkan hingga syok," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta itu.
 
Kejadian tersebut, kata dia, terjadi akibat pembuluh darah kehilangan banyak cairan, sehingga perlu perawatan secara intensif di dirawat di ICU (intensive care unit).
Untuk meminimalisasi hal tersebut, ia mengimbau kepada para orang tua agar melakukan imunisasi rotavirus terhadap anaknya.
 
Imunisasi rotavirus, katanya, dapat membantu meminimalisir terjadinya diare yang disebabkan oleh rotavirus pada balita dan anak-anak.
 
"Setidaknya, imunisasi rotavirus dapat meminimalisir gejala yang terjadi seandainya anak merasa diare," kata Ramdhani Yassien .
 
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Muhammad Syahril mengatakan pelayanan imunisasi rotavirus dapat diperoleh di posyandu serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes) yang melayani imunisasi rutin, seperti puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit pemerintah dan swasta, klinik, praktik dokter mandiri, praktik bidan mandiri, serta pos pelayanan imunisasi lainnya.
 
"Sasaran pemberian imunisasi rotavirus dimulai paling cepat pada anak usia 2 bulan atau bayi yang dilahirkan pada tanggal 16 Mei 2023," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril di Jakarta, Senin (14/8)
 
Dia mengatakan imunisasi rotavirus diberikan secara oral sebanyak 0,5 ml atau setara lima kali tetes per dosis. Diberikan sebanyak tiga dosis dengan interval empat pekan antardosis.
 
Program yang dimulai sejak 15 Agustus 2023 lalu tersebut merupakan agenda lanjutan dari program serupa yang sebelumnya bergulir sepanjang 2022 di 21 kabupaten/kota di 18 provinsi dengan jumlah sasaran 196.876 bayi.



 

Pewarta: Sean Filo Muhamad

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023