Para siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Denpasar digembleng ilmu tentang adat, budaya, dan tradisi Bali melalui kegiatan pasraman di sekolah saat libur Hari Suci Galungan dan Kuningan.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar Anak Agung Gde Wiratama di Denpasar, Jumat, mengatakan pasraman tersebut untuk mengisi hari libur dengan kegiatan positif dan mengantisipasi hal-hal negatif yang dilakukan siswa.
Pasraman diikuti oleh semua siswa SMP baik negeri maupun swasta di Kota Denpasar di sekolah masing-masing. Hal ini sesuai imbauan dari Disdikpora Kota Denpasar.
"Pasraman diisi dengan berbagai kegiatan dari membuat bahan upakara seperti kelakat, ancak, kulit ketupat hingga belajar membuat canang maupun dharma wacana (ceramah keagamaan). Tak hanya bagi siswa beragam Hindu, siswa yang beragama lain seperti Islam juga ikut belajar baca Al Quran dan sejenisnya," kata Wiratama.
Meskipun demikian, Disdikpora Denpasar tidak memaksakan sekolah untuk menggelar kegiatan tersebut. Disdikpora Denpasar hanya memberikan imbauan kepada semua SMP negeri maupun swasta agar bisa melaksanakan kegiatan pasraman.
"Kami serahkan ke masing-masing sekolah untuk menggelar pasraman. Selain mengantisipasi kenakalan remaja, kegiatan itu juga dapat mengurangi siswa bermain gadget," katanya.
Ia menambahkan, waktu pelaksanaan pasraman ditentukan masing-masing sekolah. Ada yang melaksanakan selama dua hari dan ada juga yang melaksanakan secara penuh selama empat hari.
Selama pelaksanaan pasraman, siswa tidak dipungut biaya karena semua ditanggung pihak sekolah yang dapat menggunakan alokasi dana BOS.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Denpasar I Wayan Murah menyambut baik pelaksanaan kegiatan pasraman. Di sekolah ini, pasraman mengambil tema "Melalui Pasraman Kilat THK, Kita Wujudkan Generasi yang Beriman dan Bertakwa, Bertanggung Jawab, dan Berbudaya Lingkungan".
Selain menindaklanjuti imbauan Disdikpora Kota Denpasar, kata dia, kegiatan ini juga untuk mengenalkan siswa lebih dekat dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini juga dapat membiasakan pola hidup dengan konsep Tri Hita Karana untuk mendukung lingkungan belajar yang nyaman dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata.
"Diharapkan dengan kegiatan ini dapat mengurangi perilaku negatif di kalangan remaja sebagai dampak dari lingkungan dan media sosial," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar Anak Agung Gde Wiratama di Denpasar, Jumat, mengatakan pasraman tersebut untuk mengisi hari libur dengan kegiatan positif dan mengantisipasi hal-hal negatif yang dilakukan siswa.
Pasraman diikuti oleh semua siswa SMP baik negeri maupun swasta di Kota Denpasar di sekolah masing-masing. Hal ini sesuai imbauan dari Disdikpora Kota Denpasar.
"Pasraman diisi dengan berbagai kegiatan dari membuat bahan upakara seperti kelakat, ancak, kulit ketupat hingga belajar membuat canang maupun dharma wacana (ceramah keagamaan). Tak hanya bagi siswa beragam Hindu, siswa yang beragama lain seperti Islam juga ikut belajar baca Al Quran dan sejenisnya," kata Wiratama.
Meskipun demikian, Disdikpora Denpasar tidak memaksakan sekolah untuk menggelar kegiatan tersebut. Disdikpora Denpasar hanya memberikan imbauan kepada semua SMP negeri maupun swasta agar bisa melaksanakan kegiatan pasraman.
"Kami serahkan ke masing-masing sekolah untuk menggelar pasraman. Selain mengantisipasi kenakalan remaja, kegiatan itu juga dapat mengurangi siswa bermain gadget," katanya.
Ia menambahkan, waktu pelaksanaan pasraman ditentukan masing-masing sekolah. Ada yang melaksanakan selama dua hari dan ada juga yang melaksanakan secara penuh selama empat hari.
Selama pelaksanaan pasraman, siswa tidak dipungut biaya karena semua ditanggung pihak sekolah yang dapat menggunakan alokasi dana BOS.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Denpasar I Wayan Murah menyambut baik pelaksanaan kegiatan pasraman. Di sekolah ini, pasraman mengambil tema "Melalui Pasraman Kilat THK, Kita Wujudkan Generasi yang Beriman dan Bertakwa, Bertanggung Jawab, dan Berbudaya Lingkungan".
Selain menindaklanjuti imbauan Disdikpora Kota Denpasar, kata dia, kegiatan ini juga untuk mengenalkan siswa lebih dekat dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini juga dapat membiasakan pola hidup dengan konsep Tri Hita Karana untuk mendukung lingkungan belajar yang nyaman dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata.
"Diharapkan dengan kegiatan ini dapat mengurangi perilaku negatif di kalangan remaja sebagai dampak dari lingkungan dan media sosial," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023