Pertamina memperluas produknya dengan memasarkan aspal di Bali untuk memenuhi kebutuhan di Pulau Dewata, memiliki gudang aspal di Terminal Aspal Curah (TAC) Pelabuhan Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng.
"Dengan adanya terminal aspal ini, kami siap memastikan keberlanjutan pasokan," kata Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Dwi Puja Ariestya di Pelabuhan Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat.
Menurut dia, bisnis aspal diproyeksi terus meningkat rata-rata sekitar dua persen per tahun seiring kebutuhan pembangunan infrastruktur di Bali.
Ia memperkirakan kebutuhan tertinggi untuk aspal di Bali mencapai sekitar 15 ribu hingga 20 ribu metrik ton per tahun.
Baca juga: Pemkab Buleleng perbaiki jalan aspal gunakan campuran sampah plastik
Untuk mengisi ceruk pasar itu, Pertamina melalui anak usahanya, Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara berkolaborasi dengan Dhisa Manunggal Karya (DMK) yang mengelola TAC di Pelabuhan Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali Utara.
Nantinya, Pertamina sebagai produsen aspal sedangkan DMK selaku pemilik terminal aspal (storage) sekaligus distribusinya untuk kontrak selama tiga tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.
Ia estimasi pada 2023 sebanyak 70 persen dari proyeksi kebutuhan aspal di Bali itu disuplai dari TAC Pelabuhan Celukan Bawang.
Sementara itu, Direktur Pelaksana DMK Haris Riyadi menjelaskan kapasitas tangki di TAC Pelabuhan Celukan Bawang mencapai sekitar 2.600 metrik ton bahan aspal.
Nantinya, TAC Celukan Bawang diperkirakan mampu memproduksi sekitar 15 ribu hingga 20 ribu metrik ton aspal curah per tahun atau meningkat dari sebelumnya sekitar 10 ribu metrik ton per tahun.
Baca juga: Bupati Bangli dukung pembangunan pabrik aspal
"Kami menargetkan kenaikan (produksi) tiap tahun sekitar 10-15 persen mengingat Bali daerah pariwisata, pembangunan dan perawatan jalan itu sangat masif dan menjadi prospek," katanya.
Produksi aspal curah di Celukan Bawang diharapkan dapat mendukung penjualan aspal di Tanah Air yang mencapai sekitar 600 ribu metrik ton per tahun dari Kilang Pertamina Cilacap.
Anak usaha Pertamina bidang komersial dan perdagangan energi, petrokimia dan produk lainnya itu secara bertahap akan memusatkan suplai aspal curah utama di Pelabuhan Celukan Bawang dari sebelumnya di Pelabuhan Benoa Denpasar seiring pengembangan infrastruktur di Benoa.
Pertamina mencatat secara nasional kebutuhan aspal Indonesia diperkirakan sebesar satu juta hingga 1,1 juta metrik ton per tahun.
Sedangkan saat ini, pangsa pasar BUMN bidang minyak bumi dan gas itu untuk aspal di Indonesia sekitar 60-65 persen.
Dari sekitar 600 ribu metrik ton penjualan Pertamina di seluruh Indonesia, sebanyak 250 ribu metrik ton aspal berasal dari regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara.
Produk aspal curah itu akan digunakan sebagai campuran batuan sehingga menjadi produk hotmix yang siap digunakan untuk pembangunan atau perbaikan jalan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Dengan adanya terminal aspal ini, kami siap memastikan keberlanjutan pasokan," kata Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Dwi Puja Ariestya di Pelabuhan Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat.
Menurut dia, bisnis aspal diproyeksi terus meningkat rata-rata sekitar dua persen per tahun seiring kebutuhan pembangunan infrastruktur di Bali.
Ia memperkirakan kebutuhan tertinggi untuk aspal di Bali mencapai sekitar 15 ribu hingga 20 ribu metrik ton per tahun.
Baca juga: Pemkab Buleleng perbaiki jalan aspal gunakan campuran sampah plastik
Untuk mengisi ceruk pasar itu, Pertamina melalui anak usahanya, Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara berkolaborasi dengan Dhisa Manunggal Karya (DMK) yang mengelola TAC di Pelabuhan Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali Utara.
Nantinya, Pertamina sebagai produsen aspal sedangkan DMK selaku pemilik terminal aspal (storage) sekaligus distribusinya untuk kontrak selama tiga tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.
Ia estimasi pada 2023 sebanyak 70 persen dari proyeksi kebutuhan aspal di Bali itu disuplai dari TAC Pelabuhan Celukan Bawang.
Sementara itu, Direktur Pelaksana DMK Haris Riyadi menjelaskan kapasitas tangki di TAC Pelabuhan Celukan Bawang mencapai sekitar 2.600 metrik ton bahan aspal.
Nantinya, TAC Celukan Bawang diperkirakan mampu memproduksi sekitar 15 ribu hingga 20 ribu metrik ton aspal curah per tahun atau meningkat dari sebelumnya sekitar 10 ribu metrik ton per tahun.
Baca juga: Bupati Bangli dukung pembangunan pabrik aspal
"Kami menargetkan kenaikan (produksi) tiap tahun sekitar 10-15 persen mengingat Bali daerah pariwisata, pembangunan dan perawatan jalan itu sangat masif dan menjadi prospek," katanya.
Produksi aspal curah di Celukan Bawang diharapkan dapat mendukung penjualan aspal di Tanah Air yang mencapai sekitar 600 ribu metrik ton per tahun dari Kilang Pertamina Cilacap.
Anak usaha Pertamina bidang komersial dan perdagangan energi, petrokimia dan produk lainnya itu secara bertahap akan memusatkan suplai aspal curah utama di Pelabuhan Celukan Bawang dari sebelumnya di Pelabuhan Benoa Denpasar seiring pengembangan infrastruktur di Benoa.
Pertamina mencatat secara nasional kebutuhan aspal Indonesia diperkirakan sebesar satu juta hingga 1,1 juta metrik ton per tahun.
Sedangkan saat ini, pangsa pasar BUMN bidang minyak bumi dan gas itu untuk aspal di Indonesia sekitar 60-65 persen.
Dari sekitar 600 ribu metrik ton penjualan Pertamina di seluruh Indonesia, sebanyak 250 ribu metrik ton aspal berasal dari regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara.
Produk aspal curah itu akan digunakan sebagai campuran batuan sehingga menjadi produk hotmix yang siap digunakan untuk pembangunan atau perbaikan jalan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023