Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengatakan tak ingin sembarangan berspekulasi mengenai seberapa besar kerugian dari sisi pariwisata terkait persoalan batalnya ANOC World Beach Games (AWBG) 2023 di Bali.
“Mungkin tidak bisa berspekulasi ya, itu kan harus ada data, harus deputi buat data asesmen, apa saja dampaknya atau manfaatnya,” kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini di Denpasar, Rabu.
Setelah melakukan dialog bersama satgas tata kelola pariwisata Bali, Marthini menyampaikan bahwa Kemenparekraf sendiri sempat bertanya dengan Gubernur Bali Wayan Koster perihal batalnya ANOC World Beach Games.
Namun, mereka juga menyadari bahwa penyelenggaraan multi cabang olahraga event itu sepenuhnya dipanitiai pusat, sehingga masih harus menunggu informasi yang lebih jelas.
Baca juga: ANOC World Beach Games 2023 di Bali batal
Kemenparekraf sendiri mengakui bahwa kegiatan olahraga adalah salah satu sumber dari pergerakan nusantara dan wisatawan, maka dari itu mereka mendukung setiap penyelenggaraannya, seperti salah satunya event Oceanman yang akan diselenggarakan di Bali pekan ini.
“Kita di kementerian juga ada event sport khusus, ada Karisma Event Nusantara, banyak sekali, bahkan sekarang pak menteri ada di Papua dengan Papua Carnival, jadi dari kementerian sangat mendukung adanya event sport dan ini terjadi sekarang, apalagi setelah COVID-19 demandnya luar biasa, tiket habis ludes,” ujar Marthini.
Batalnya gelaran AWBG 2023 diumumkan Asosiasi Komite Olimpiade Nasional (ANOC) dalam keterangan tertulis pada Selasa (4/7).
Padahal, ajang tersebut dijadwalkan akan berlangsung pada 5-12 Agustus di Bali, tepatnya di beberapa lokasi yang sudah ditentukan seperti Nusa Dua, Jimbaran, Kuta, dan Canggu.
Rencananya ANOC World Beach Games 2023 akan diikuti sekitar 1.500 atlet dari 130 negara, juga 205 delegasi dan para petinggi organisasi olahraga dunia seperti Komite Olimpiade Internasional (IOC), Badan Anti-Doping Dunia (WADA), dan pimpinan Federasi Internasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
“Mungkin tidak bisa berspekulasi ya, itu kan harus ada data, harus deputi buat data asesmen, apa saja dampaknya atau manfaatnya,” kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini di Denpasar, Rabu.
Setelah melakukan dialog bersama satgas tata kelola pariwisata Bali, Marthini menyampaikan bahwa Kemenparekraf sendiri sempat bertanya dengan Gubernur Bali Wayan Koster perihal batalnya ANOC World Beach Games.
Namun, mereka juga menyadari bahwa penyelenggaraan multi cabang olahraga event itu sepenuhnya dipanitiai pusat, sehingga masih harus menunggu informasi yang lebih jelas.
Baca juga: ANOC World Beach Games 2023 di Bali batal
Kemenparekraf sendiri mengakui bahwa kegiatan olahraga adalah salah satu sumber dari pergerakan nusantara dan wisatawan, maka dari itu mereka mendukung setiap penyelenggaraannya, seperti salah satunya event Oceanman yang akan diselenggarakan di Bali pekan ini.
“Kita di kementerian juga ada event sport khusus, ada Karisma Event Nusantara, banyak sekali, bahkan sekarang pak menteri ada di Papua dengan Papua Carnival, jadi dari kementerian sangat mendukung adanya event sport dan ini terjadi sekarang, apalagi setelah COVID-19 demandnya luar biasa, tiket habis ludes,” ujar Marthini.
Batalnya gelaran AWBG 2023 diumumkan Asosiasi Komite Olimpiade Nasional (ANOC) dalam keterangan tertulis pada Selasa (4/7).
Padahal, ajang tersebut dijadwalkan akan berlangsung pada 5-12 Agustus di Bali, tepatnya di beberapa lokasi yang sudah ditentukan seperti Nusa Dua, Jimbaran, Kuta, dan Canggu.
Rencananya ANOC World Beach Games 2023 akan diikuti sekitar 1.500 atlet dari 130 negara, juga 205 delegasi dan para petinggi organisasi olahraga dunia seperti Komite Olimpiade Internasional (IOC), Badan Anti-Doping Dunia (WADA), dan pimpinan Federasi Internasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023