Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali Trisno Nugroho meminta Pertamina dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar dapat bergerak cepat untuk mengatasi kelangkaan elpiji tiga kilogram yang terjadi di Kota Denpasar.

"Kelangkaan elpiji di Kota Denpasar ini masalah rantai pasok yang belum normal, semoga dalam minggu ini bisa selesai," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho saat memantau operasi pasar di Pasar Adat Padangsambian, Denpasar, Kamis.

Pihaknya mengkhawatirkan kelangkaan dan kenaikan harga elpiji tiga kilogram ini memicu inflasi yang lebih tinggi di Kota Denpasar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Kota Denpasar, pada Mei 2023 tercatat mengalami inflasi setinggi 0,34 persen (mtm) atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,04 persen, mtm). Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) tercatat sebesar 4,09 persen.

Baca juga: Pertamina awasi distribusi elpiji tiga kg di pangkalan resmi Bali

"Saya khawatir juga dengan persoalan elpiji tiga kilogram ini maka saya menelepon Wakil Wali Kota untuk gerak cepat dari TPID dan Pertamina agar segera mensuplai. Semoga pengaruhnya tidak berdampak keras terhadap inflasi," ujarnya.

Trisno memperkirakan masalah rantai pasok elpiji tiga kilogram di Kota Denpasar ini turut disumbang karena peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik ke Bali seiring dengan libur panjang akhir pekan lalu.

"Okupansi hotel bintang empat dan lima semuanya naik bahkan di Gianyar dan Nusa Dua penuh. Biasanya okupansi di bulan Juni ini rendah, namun sekarang ini malah menjadi 'low season' dengan okupansi yang tertinggi," ujarnya.

Trisno menyampaikan jika tahun-tahun sebelumnya itu terjadi tren penurunan kunjungan wisman setelah Januari hingga bulan Februari dan Maret, namun untuk tahun 2023 ini jumlah wisman terus naik dari awal tahun.

Baca juga: Disnaker ESDM temukan perbedaan harga elpiji 3 kg di Bali

"Per Mei itu sudah 15.000 wisman yang ke Bali setiap harinya, bergerak dari 13.000-14.000 wisman saat awal tahun," ucapnya.

Menurut Trisno, sampai terjadi kelangkaan elpiji tiga kilogram di Kota Denpasar ini bisa jadi karena proyeksi Pertamina atas ketersediaan stok elpiji tiga kilogram masih di bawah kenaikan permintaan.

Sedangkan dengan kenaikan wisatawan yang ke Bali, mereka banyak yang makan di warung-warung pinggir jalan yang berdampak pada peningkatan permintaan elpiji.

Trisno mengusulkan untuk mengatasi persoalan elpiji tiga kilogram ini dengan menggunakan pendekatan 4K yakni menjaga Keterjangkauan harga karena bersentuhan dengan masyarakat, Ketersediaan pasokan dinormalkan, Kelancaran distribusi dan Komunikasi yang efektif.

"Untuk memastikan rantai pasok, apalagi Pertamina telah mengguyur 50 persen dari kebutuhan harian normal. Selain itu menormalkan kembali stok di masing-masing tahap. Kalau belum teratasi juga, berarti perlu diteliti kembali dimana yang masih kurang," kata Trisno.

Pemerintah Kota Denpasar pada hari ini secara serentak menggelar operasi pasar elpiji tiga kilogram di empat kecamatan di kota setempat, untuk setiap titiknya telah disiapkan sebanyak 560 tabung dan disiapkan cadangan sebanyak 560 tabung.

Untuk Kecamatan Denpasar Timur dilaksanakan di Jalan Pucuk dekat Pasar Ketapian, sementara di Kecamatan Denpasar Selatan di Wantilan Pura Dalem Suwung Batan Kendal.

Sedangkan untuk Kecamatan Denpasar Barat, operasi pasar dilaksanakan di area parkir Pasar Desa Adat Padangsambian dan selanjutnya di Kecamatan Denpasar Utara di Jaba Pura Kahyangan Poh Gading. Pada Jumat (9/6) juga akan dilaksanakan operasi pasar di Padangsambian Kelod Denpasar.
 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023