Denpasar (Antara Bali) - Institut Seni Indonesia (ISI), sebuah lembaga pendidikan tinggi seni harus dikelola menjadi organisasi pemelajaran yang efisien, efektif, berkualitas sehingga mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.

Hal itu dilakukan dengan mengintegrasikan unsur-unsur logika, etika, dan estetika dengan logika peserta didik diasah daya nalar dan intelektualnya untuk mampu berfikir, berkata, dan berbuat secara kreatif dan konstruktif, kata Kandidat Rektor ISI Denpasar, Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar MHum di Denpasar, Minggu.

Alumnus  S-2 Pengkajian Seni Pertunjukan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan S-3 Kajian Budaya Universitas Udayana merupakan salah seorang dari tiga calon rektor ISI yang disetujui  Direktorat Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dua calon lainnya Dr Dra Ni  Luh Sustiawati, M.Pd dan Dr Drs I Gusti Ngurah Ardana, M.Erg yang pemilihan akan dilakukan 22 anggota Senat  lembaga pendidikan tinggi seni tersebut pada hari Selasa, 18 Desember 2012.

Gede Arya menambahkan, dengan etika peserta didik diperkaya dengan budi pekerti dan kesadaran diri sebagai insan yang berada di tengah-tengah masyarakat luas.  Dengan estetika jiwanya diperkaya sehingga mampu memberikan rasa nyaman, tentram dan pencerahan kepada umat manusia.(*/DWA)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012