Denpasar (Antara Bali) - Angka kematian ibu (AKI) di Bali sejauh ini yang sebesar 84,25 per 100 ribu kelahiran hidup melampaui target yang ditetapkan secara nasional.

"Sementara secara nasional besarnya target AKI adalah 126 per 100.000 kelahiran hidup. Yang jelas, kami akan terus berupaya meningkatkan pelayanan sehingga dapat menekan kematian ibu dan bayi di daerah kita," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di Denpasar, Sabtu.

Besaran angka tersebut berdasarkan data tahun 2011, sedangkan AKI untuk tahun ini baru dapat dihitung setelah data terkumpul semuanya hingga akhir Desember 2012.

Namun, data sementara dari Diskes Bali tercatat di 2012 hingga saat ini telah terjadi 57 kasus kematian ibu saat melahirkan. Penyebab kematian, kata dia, dipengaruhi oleh faktor yang berhubungan langsung dengan kehamilan (obstetrik) seperti pendarahan dan plasenta tidak keluar, serta non-obstetrik yang disebabkan penyakit sang ibu berupa sakit jantung, hipertensi dan keracunan kehamilan.

"Ada berbagai program untuk menekan AKI di Bali, diantaranya melalui pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif (PONEK) di tingkat rumah sakit, dan pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (PONED) pada 31 puskesmas. Dengan pelayanan tersebut, ibu yang akan melahirkan menjadi cepat tertolong," ujarnya.

Di sisi lain, pihaknya juga rutin memberikan pelatihan maupun audit perinatal bagi SDM di bidang kesehatan yang melayani persalinan, serta menyadarkan masyarakat akan pentingnya "suami siaga".

"Angka pemeriksaan kehamilan ibu-ibu di Pulau Dewata pun telah mencapai 90 persen yang menunjukkan tingginya kesadaran mereka menjaga keselamatan calon bayi. Termasuk di daerah-daerah perdesaan, kaum ibu di daerah kita semakin aktif memeriksakan kandungan di tempat-tempat pelayanan kesehatan," ucapnya. (LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012