Denpasar (Antara Bali) - Pengamat sosial dan politik Made Suantina mengingatkan pimpinan parpol jangan menganggap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan lemah jika tidak lagi mengusung Made Mangku Pastika sebagai calon gubernur pada Pilkada 2013.
"Kalaupun elektabilitas Mangku Pastika tinggi, tetapi mesti diingat bahwa kekuatan PDIP di Bali sudah sangat mengakar pada masyarakat bawah," katanya di Denpasar, Senin.
Akademisi dari Universitas Warmadewa itu menyarankan parpol yang akan bertarung melawan PDIP pada pilkada mendatang, tetap harus pintar-pintar mengatur strategi sebelum meminang Pastika.
"Tidak bisa dipandang sebelah mata sebab nanti siapapun calonnya `kan partainya tetap PDIP yang mempunyai kader-kader loyal," katanya yang juga aktif memandu berbagai acara seminar politik itu.
Sejauh ini dia melihat baru Partai Golkar yang terang-terangan sudah menentukan sikap siap mengusung Pastika, sedangkan PDIP terkesan tenang-tenang saja sambil mengukur kekuatan. "Itu persoalan strategi saja," ujarnya.
Menurut dia, kalau rekomendasi Golkar sudah keluar dan jatuh pada Pastika, sudah pasti DPP PDIP tidak akan memberikan rekomendasi lagi pada mantan Kapolda Bali itu.
Sementara itu, Nyoman Wiratmaja pengamat politik lainnya melihat fenomena aneh juga pada pilkada kali ini.
Hingga lima bulan sebelum pencoblosan, selain Pastika belum tampak calon lain yang terang-terangan akan maju. "Ini tandanya belum ada yang berani bertarung sungguhan melawan `incumbent` yang akan maju," ucapnya.
Wiratmaja berkeyakinan jika Pastika tidak maju, pasti sudah jauh-jauh hari parpol berlomba-lomba mengumumkan calonnnya. Apalagi kalau yang menjabat tidak berhasil menjalankan program-programnya.
"Sementara sampai sekarang calon lainnya masih ragu karena incumbent dipandang lebih kuat dengan modal keberhasilan berbagai program pembangunan yang dijalankan," katanya.(LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kalaupun elektabilitas Mangku Pastika tinggi, tetapi mesti diingat bahwa kekuatan PDIP di Bali sudah sangat mengakar pada masyarakat bawah," katanya di Denpasar, Senin.
Akademisi dari Universitas Warmadewa itu menyarankan parpol yang akan bertarung melawan PDIP pada pilkada mendatang, tetap harus pintar-pintar mengatur strategi sebelum meminang Pastika.
"Tidak bisa dipandang sebelah mata sebab nanti siapapun calonnya `kan partainya tetap PDIP yang mempunyai kader-kader loyal," katanya yang juga aktif memandu berbagai acara seminar politik itu.
Sejauh ini dia melihat baru Partai Golkar yang terang-terangan sudah menentukan sikap siap mengusung Pastika, sedangkan PDIP terkesan tenang-tenang saja sambil mengukur kekuatan. "Itu persoalan strategi saja," ujarnya.
Menurut dia, kalau rekomendasi Golkar sudah keluar dan jatuh pada Pastika, sudah pasti DPP PDIP tidak akan memberikan rekomendasi lagi pada mantan Kapolda Bali itu.
Sementara itu, Nyoman Wiratmaja pengamat politik lainnya melihat fenomena aneh juga pada pilkada kali ini.
Hingga lima bulan sebelum pencoblosan, selain Pastika belum tampak calon lain yang terang-terangan akan maju. "Ini tandanya belum ada yang berani bertarung sungguhan melawan `incumbent` yang akan maju," ucapnya.
Wiratmaja berkeyakinan jika Pastika tidak maju, pasti sudah jauh-jauh hari parpol berlomba-lomba mengumumkan calonnnya. Apalagi kalau yang menjabat tidak berhasil menjalankan program-programnya.
"Sementara sampai sekarang calon lainnya masih ragu karena incumbent dipandang lebih kuat dengan modal keberhasilan berbagai program pembangunan yang dijalankan," katanya.(LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012