Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara, Bali, mengupas berbagai strategi UMKM di era digital melalui acara talkshow dengan menghadirkan para narasumber kompeten dan diikuti oleh mahasiswa serta komunitas pelaku UMKM.

Ketua STMIK Primakara I Made Artana saat memandu acara talkshow tersebut di Denpasar, Jumat, mengatakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menerima pengaruh besar di era digitalisasi saat ini dan berpotensi tertinggal.

"Untuk di Primakara sendiri sudah sejak empat tahun lalu sebelum pandemi, kami merancang satu mata kuliah Digitalisasi UMKM. Metodenya, kami menerjunkan mahasiswa untuk mendampingi UMKM selama satu semester," ujarnya

Ia mengatakan dalam program tersebut setidaknya delapan kali mahasiswa berkunjung ke UMKM untuk onboarding terkait media digital sesuai dengan kondisi UMKM. Kalau mikro, yang penting untuk tahap awal mereka masuk media sosial.

Tahun 2023 ini, lanjut dia, terdapat 165 mahasiswa yang tersebar di 40 desa di empat kabupaten di Provinsi Bali untuk mendampingi UMKM onboarding di media sosial.

"Harapannya dengan bisa secara kontinyu dilakukan UMKM, itu sudah sangat cukup. Itu target kita," katanya.

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, sejauh ini UMKM sudah melanjutkan apa yang diajarkan mahasiswa STMIK Primakara. Jadi yang sebelumnya tidak menggunakan, setelah didampingi memanfaatkan media sosial.

Baca juga: UMKM Denpasar meriahkan pasar rakyat berbelanja dan berbagi

Talkshow tersebut menghadirkan narasumber Staf Khusus Menteri Koperasi dan UMKM TB Fiki C Satari, Managing Director iNews Media Group Prabu Revolusi, Founder dan CEO Hara Regi Wahyu, dan Partner LHBM Counsel dan Founder Aksa Foundation Heru Muzaki.

Sesuai level

TB Fiki C Satari berpandangan strategi digital UMKM haruslah sesuai dengan levelnya. Menurut dia, jangan dipaksakan UMKM onboarding di e-commerce nasional maupun unicorn jika dari segi produksi dan stok masih terbatas.

"Kita juga perlu perhatikan langkah dari UMKM, dan juga langkah berikutnya. Biasanya perilaku dari konsumen digital ke medsos dulu. Oleh karenanya mulai buat akun media sosial, bagaimana bisa berinteraksi, customer service, dan juga purna jual. Setelah itu barulah masuk ke e-catalog lokal," ujarnya.

Ia menyebut dari 250-an anggota e commerce Indonesia, yang unicorn tidak lebih dari 20 platform. "Nah, jadi yang ingin kita dorong masuk dulu ke e-commerce lokal, homogen, yang produknya sejenis," ujarnya.

Sementara itu, Regi Wahyu mengatakan cara yang paling tepat untuk melihat dan memprediksi masa depan, paling mudah dengan mengamati film Hollywood atau media streaming Netflix dan lain sebagainya.

Baca juga: Pendapatan UMKM di Festival Semarapura capai Rp2,1 miliar

"Jadi akan empat skenario dari film. Pertama itu adalah manusia digantikan robot dilihat dari film Terminator, di mana robot akan menguasai dunia. Seperti sekarang sudah ada artificial intelligence," katanya.

Skenario kedua kita bisa lihat dari film Star Wars, di mana manusia dengan mesin bisa hidup berdampingan. Misalnya robot yang membantu menyapu lantai.

Kemudian skenario ketiga melaluo film Elysium di mana manusia dengan mesin menjadi satu untuk memberikan solusi yang terbaik untuk lingkungan sekitar atau manusia itu sendiri.

"Yang terakhir adalah skenario bagaimana kita hidup paralel. Kita belajar dari film Ready Player One yang kita bisa berinteraksi secara offline ataupun online dimana ekonomi bisa menjadi lebih cepat," ujarnya.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023