Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Made Mangku Pastika mengajak para pemangku kepentingan terkait dapat menyinergikan antara koperasi dan UKM di Provinsi Bali, sehingga bisa semakin memperkuat perekonomian daerah.
"Harus ada upaya untuk menyambungkan antara koperasi dan UKM, sehingga koperasi bisa tetap menjadi sokoguru ekonomi rakyat," kata Pastika saat mengadakan reses, di Denpasar, Kamis.
Reses bertajuk Masihkah Koperasi Menjadi Sokoguru Ekonomi Rakyat itu, menghadirkan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Wayan Ekadina dan pelaku UKM Made Kanan Jaya dan Cok Adnyani.
Menurut dia, idealnya UKM dapat terhimpun dalam wadah koperasi, sehingga bisa saling menguntungkan. Kendala permodalan maupun akses pemasaran UKM pun menjadi bisa terjawab lewat koperasi.
Selain itu, koperasi pun akan menjadi kuat dengan dukungan dari UKM yang sebagai anggota koperasi yang usahanya dapat berkembang dan berkelanjutan.
Baca juga: Mangku Pastika bangga produk sambal Bali tembus pasar mancanegara
"Seringkali kelemahan pelaku usaha di Bali itu harga produknya 'diketok' saat sedang tinggi permintaan, sehingga menyebabkan konsumen menjadi kapok. Selain juga masih lemahnya narasi pada produk yang dihasilkan," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu pula.
Koperasi, kata Pastika lagi, harus dapat berubah menjadi modern menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi saat ini.
Pastika juga menyinggung agar Pemprov Bali segera menindaklanjuti revisi Perda tentang Koperasi dan UKM untuk menyesuaikan dengan UU Cipta Kerja. Di samping memang perda yang lama sudah tidak sesuai dengan kondisi kekinian.
Pemerintah daerah dan UKM juga diharapkan dapat pintar-pintar mengambil celah untuk mendapatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Non-Fisik, sehingga dapat mendukung pengembangan UKM.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Wayan Ekadina mengatakan sejak 2022 Pemerintah Provinsi Bali telah memfasilitasi terbentuknya Koperasi Kelembagaan Bersama Satu Pintu.
Baca juga: Mangku Pastika: Pasar kian minati produk dengan pendekatan kemanusiaan
Koperasi Kelembagaan Bersama Satu Pintu itu menggarap dari hulu ke hilir dan telah ada enam di Provinsi Bali, di antaranya terdapat di Kabupaten Bangli, Jembrana, Tabanan, dan Gianyar.
"Seperti halnya di Kabupaten Bangli itu petaninya sebagai anggota koperasi. Petani yang menghasilkan bahan baku kopi dan kopi ini diolah menjadi produk oleh koperasi dan koperasi menjualnya," ujarnya.
Pemprov Bali memfasilitasi pembentukan badan hukumnya, memberikan penyuluhan, memberikan pelatihan SDM pengelola koperasi, kemudian hulunya bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dan membantu akses pemasaran.
Pihaknya optimistis koperasi di Bali tetap dapat menjadi sokoguru ekonomi. Terlebih sejak 2022, mulai bangkit lagi koperasi dan didukung oleh kemudahan teknologi informasi. "RAT koperasi juga dapat dilakukan secara daring," kata Ekadina.
Ekadina mengatakan hingga saat ini tercatat jumlah koperasi di Bali sebanyak 5.394 koperasi, sedangkan UKM total ada 440 ribu.
I Made Kanan Jaya, pelaku UKM yang juga Ketua King Saguna Jaya-Ayu Bagus Collection berharap kerja sama dengan pihak hotel untuk berpameran bisa difasilitasi.
"Dengan berpameran di hotel, wisatawan dapat mengetahui produk-produk UKM lokal di lingkungan terdekat, sekaligus bisa mempermudah pemasaran produk," kata pelaku UKM yang terkenal dengan produk kerajinan kerangnya itu.
Sedangkan Cok Adnyani dengan produk minuman herbal bermerek Putri Bali menyoroti seringkali koperasi tidak berpihak dan tidak melirik UKM, bahkan justru lebih memilih investor berskala besar.
"Saya sudah berkali-kali berusaha untuk mendapatkan bantuan koperasi agar bisa memiliki mesin penggilingan jamu namun belum terwujud. Padahal sudah terbukti betapa UKM bisa tetap bertahan saat pandemi," katanya.
Koperasi diharapkan jangan hanya membantu permodalan UKM, namun juga aktif memberikan pembinaan dan menjembatani apa yang menjadi kebutuhan UKM.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Harus ada upaya untuk menyambungkan antara koperasi dan UKM, sehingga koperasi bisa tetap menjadi sokoguru ekonomi rakyat," kata Pastika saat mengadakan reses, di Denpasar, Kamis.
Reses bertajuk Masihkah Koperasi Menjadi Sokoguru Ekonomi Rakyat itu, menghadirkan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Wayan Ekadina dan pelaku UKM Made Kanan Jaya dan Cok Adnyani.
Menurut dia, idealnya UKM dapat terhimpun dalam wadah koperasi, sehingga bisa saling menguntungkan. Kendala permodalan maupun akses pemasaran UKM pun menjadi bisa terjawab lewat koperasi.
Selain itu, koperasi pun akan menjadi kuat dengan dukungan dari UKM yang sebagai anggota koperasi yang usahanya dapat berkembang dan berkelanjutan.
Baca juga: Mangku Pastika bangga produk sambal Bali tembus pasar mancanegara
"Seringkali kelemahan pelaku usaha di Bali itu harga produknya 'diketok' saat sedang tinggi permintaan, sehingga menyebabkan konsumen menjadi kapok. Selain juga masih lemahnya narasi pada produk yang dihasilkan," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu pula.
Koperasi, kata Pastika lagi, harus dapat berubah menjadi modern menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi saat ini.
Pastika juga menyinggung agar Pemprov Bali segera menindaklanjuti revisi Perda tentang Koperasi dan UKM untuk menyesuaikan dengan UU Cipta Kerja. Di samping memang perda yang lama sudah tidak sesuai dengan kondisi kekinian.
Pemerintah daerah dan UKM juga diharapkan dapat pintar-pintar mengambil celah untuk mendapatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Non-Fisik, sehingga dapat mendukung pengembangan UKM.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Wayan Ekadina mengatakan sejak 2022 Pemerintah Provinsi Bali telah memfasilitasi terbentuknya Koperasi Kelembagaan Bersama Satu Pintu.
Baca juga: Mangku Pastika: Pasar kian minati produk dengan pendekatan kemanusiaan
Koperasi Kelembagaan Bersama Satu Pintu itu menggarap dari hulu ke hilir dan telah ada enam di Provinsi Bali, di antaranya terdapat di Kabupaten Bangli, Jembrana, Tabanan, dan Gianyar.
"Seperti halnya di Kabupaten Bangli itu petaninya sebagai anggota koperasi. Petani yang menghasilkan bahan baku kopi dan kopi ini diolah menjadi produk oleh koperasi dan koperasi menjualnya," ujarnya.
Pemprov Bali memfasilitasi pembentukan badan hukumnya, memberikan penyuluhan, memberikan pelatihan SDM pengelola koperasi, kemudian hulunya bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dan membantu akses pemasaran.
Pihaknya optimistis koperasi di Bali tetap dapat menjadi sokoguru ekonomi. Terlebih sejak 2022, mulai bangkit lagi koperasi dan didukung oleh kemudahan teknologi informasi. "RAT koperasi juga dapat dilakukan secara daring," kata Ekadina.
Ekadina mengatakan hingga saat ini tercatat jumlah koperasi di Bali sebanyak 5.394 koperasi, sedangkan UKM total ada 440 ribu.
I Made Kanan Jaya, pelaku UKM yang juga Ketua King Saguna Jaya-Ayu Bagus Collection berharap kerja sama dengan pihak hotel untuk berpameran bisa difasilitasi.
"Dengan berpameran di hotel, wisatawan dapat mengetahui produk-produk UKM lokal di lingkungan terdekat, sekaligus bisa mempermudah pemasaran produk," kata pelaku UKM yang terkenal dengan produk kerajinan kerangnya itu.
Sedangkan Cok Adnyani dengan produk minuman herbal bermerek Putri Bali menyoroti seringkali koperasi tidak berpihak dan tidak melirik UKM, bahkan justru lebih memilih investor berskala besar.
"Saya sudah berkali-kali berusaha untuk mendapatkan bantuan koperasi agar bisa memiliki mesin penggilingan jamu namun belum terwujud. Padahal sudah terbukti betapa UKM bisa tetap bertahan saat pandemi," katanya.
Koperasi diharapkan jangan hanya membantu permodalan UKM, namun juga aktif memberikan pembinaan dan menjembatani apa yang menjadi kebutuhan UKM.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023