Pedagang menu sate susu yang merupakan kuliner khas bulan Ramadhan di Bali dalam satu bulan berhasil memperoleh omzet hingga Rp10 juta.
Salah satu pedagang sate susu yang jualannya selalu habis setiap menjelang berbuka puasa adalah Vira (55), di mana dalam sehari setidaknya lima kilogram daging sapi sebagai bahan dasar dihabiskan.
"Saya gak pernah hitung habis berapa tusuknya, cuma paling sedikit sehari lima kilogram, tahun ini penghasilannya sekitar Rp10 juta, tapi lebih banyak tahun lalu," kata dia di Denpasar, Minggu.
Lapak kuliner beragam sate milik Vira sendiri berada di Pasar Takjil Ramadhan, Masjid Baiturrahmah, Denpasar, atau dikenal dengan Kampung Muslim Wanasari.
Di sana, dari sekitar 50 lapak jualan, lebih dari lima pedagang menawarkan kuliner sate, dengan yang paling khas sate susu.
Sate susu sendiri berbahan dasar payudara sapi yang dibersihkan dan direbus, dipadukan dengan bumbu rempah-rempah basa genap ala Bali, sehingga memiliki tekstur kenyal saat potongan daging tersebut dikunyah.
Bersama keluarganya, Vira menjual sate susu, sate usus, sate ati ayam, sate lilit ikan, dan sate daging sapi dengan harga Rp3.000 per tusuk.
Pada Ramadhan 2023 ini ia menyebut jumlah pembeli tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, terutama saat pandemi COVID-19, namun usaha yang ditekuninya sejak lama ini akan terus dilakukan bahkan hingga bulan puasa berikutnya.
Di luar Ramadhan, pedagang asli Denpasar itu tetap berjualan sate susu berbeda dengan lapak lainnya, namun penghasilannya tak sebanyak saat ini, di mana saat pembeli membludak ia bisa mendapat penghasilan bersih Rp500 ribu sehari.
"Awal puasa sehari bisa lebih dari tujuh kilogram untuk bahan sate susu, tapi banyak selama puasa saja, kalau seharian tidak sampai cuma ada saja lah yang beli," tuturnya.
Untuk pembeli di lapak jualannya beragam, bahkan pecinta kuliner dari luar Denpasar kerap datang hanya untuk mencicipi makanan khas tersebut.
Seperti berdasarkan pantauan langsung di lokasi, dalam waktu dua jam, lebih dari 50 tusuk sate dipesan dan dibakar di stan jualan Vira.
Salah satu pembeli bernama Zaenab (34) mengaku sate susu merupakan kuliner wajib saat merayakan bulan puasa di Bali, karena hanya pada hari-hari tertentu makanan tersebut hadir.
"Selama Ramadhan berkali-kali beli ini karena jarang ada dan beda saja rasanya kalau dimakan saat bulan puasa dan saat hari biasa," kata dia.
Pelanggan yang datang sekaligus untuk membeli menu takjil lainnya itu mengatakan yang menarik dari sate susu selain dari keunikan daging dasarnya juga karena sambal pedas yang menjadi campurannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Salah satu pedagang sate susu yang jualannya selalu habis setiap menjelang berbuka puasa adalah Vira (55), di mana dalam sehari setidaknya lima kilogram daging sapi sebagai bahan dasar dihabiskan.
"Saya gak pernah hitung habis berapa tusuknya, cuma paling sedikit sehari lima kilogram, tahun ini penghasilannya sekitar Rp10 juta, tapi lebih banyak tahun lalu," kata dia di Denpasar, Minggu.
Lapak kuliner beragam sate milik Vira sendiri berada di Pasar Takjil Ramadhan, Masjid Baiturrahmah, Denpasar, atau dikenal dengan Kampung Muslim Wanasari.
Di sana, dari sekitar 50 lapak jualan, lebih dari lima pedagang menawarkan kuliner sate, dengan yang paling khas sate susu.
Sate susu sendiri berbahan dasar payudara sapi yang dibersihkan dan direbus, dipadukan dengan bumbu rempah-rempah basa genap ala Bali, sehingga memiliki tekstur kenyal saat potongan daging tersebut dikunyah.
Bersama keluarganya, Vira menjual sate susu, sate usus, sate ati ayam, sate lilit ikan, dan sate daging sapi dengan harga Rp3.000 per tusuk.
Pada Ramadhan 2023 ini ia menyebut jumlah pembeli tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, terutama saat pandemi COVID-19, namun usaha yang ditekuninya sejak lama ini akan terus dilakukan bahkan hingga bulan puasa berikutnya.
Di luar Ramadhan, pedagang asli Denpasar itu tetap berjualan sate susu berbeda dengan lapak lainnya, namun penghasilannya tak sebanyak saat ini, di mana saat pembeli membludak ia bisa mendapat penghasilan bersih Rp500 ribu sehari.
"Awal puasa sehari bisa lebih dari tujuh kilogram untuk bahan sate susu, tapi banyak selama puasa saja, kalau seharian tidak sampai cuma ada saja lah yang beli," tuturnya.
Untuk pembeli di lapak jualannya beragam, bahkan pecinta kuliner dari luar Denpasar kerap datang hanya untuk mencicipi makanan khas tersebut.
Seperti berdasarkan pantauan langsung di lokasi, dalam waktu dua jam, lebih dari 50 tusuk sate dipesan dan dibakar di stan jualan Vira.
Salah satu pembeli bernama Zaenab (34) mengaku sate susu merupakan kuliner wajib saat merayakan bulan puasa di Bali, karena hanya pada hari-hari tertentu makanan tersebut hadir.
"Selama Ramadhan berkali-kali beli ini karena jarang ada dan beda saja rasanya kalau dimakan saat bulan puasa dan saat hari biasa," kata dia.
Pelanggan yang datang sekaligus untuk membeli menu takjil lainnya itu mengatakan yang menarik dari sate susu selain dari keunikan daging dasarnya juga karena sambal pedas yang menjadi campurannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023