Pemerintah Kota Denpasar, Bali, mengharapkan penderita tuberkulosis (TB) yang telah sembuh agar menjadi agen informasi bagi masyarakat yang rentan kena kasus penyakit karena infeksi bakteri yang menyerang paru-paru tersebut.
"Masyarakat yang rentan kena kasus TB adalah masyarakat yang salah satu keluarganya kena TB," kata Kabid Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Denpasar dr Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda, MKes di Denpasar, Jumat.
Oleh karena itu, ujar Dharmayuda, perlu dilakukan pemeriksaan atau pendeteksian bagi kelompok yang rentan TB untuk memastikan tidak kena penyakit tersebut.
"Pada tahun ini ditargetkan 27 ribu pendeteksian masyarakat yang rentan kena kasus TB. Dengan adanya agen langsung dari penderita TB yang telah sembuh diharapkan dapat memberikan informasi yang benar pada masyarakat di sekitarnya," ujarnya pada acara penyerahan sembako pada 150 penderita TB di Kota Denpasar.
Baca juga: Wapres: Penanggulangan tuberkulosis tidak boleh surut saat pandemi
Terkait dengan pemberian sembako pada penderita, Dharmayuda berharap dapat membantu meningkatkan asupan gizi penderita selain juga serangkaian Hari TB sedunia dan HUT ke-235 Kota Denpasar.
Menurut dia, penderita TB pasti sembuh bila mengikuti aturan pengobatan yang telah ditentukan yaitu minum obat tanpa putus selama enam bulan.
Selain itu juga tetap menjaga kesehatan melalui asupan gizi dan olah raga serta tetap menjaga kebersihan lingkungan. "Kami harapkan pada para penderita jangan putus asa untuk meminum obat agar meminum obat sesuai aturan yang telah ditentukan," katanya.
Dharmayuda juga meyakinkan penderita TB bisa mendapatkan obat secara gratis dari puskesmas.
Baca juga: Hari TB Sedunia, COVID-19 belenggu pengendalian tuberkulosis
Ketua Badan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Kota Denpasar dr I Made Sudhana Satrigraha menyampaikan tujuan pemberian sembako ini untuk membantu meningkatkan gizi penderita.
Saat ini baru 150 paket sembako yang diserahkan dari yang pertahunnya dianggarkan 1.000 paket sembako.
Sudhana menambahkan, jumlah kasus TB di Kota Denpasar fluktuatif tiap tahunnya. Sesuai data yang ada, tahun 2020, jumlah kasus TB di Denpasar sebanyak 1.086 kasus, tahun 2021 sebanyak 1.050 kasus dan tahun 2022 dengan 1.363 kasus.
Dari kasus ini ada tingkat masyarakat berisiko yang harus menjadi perhatian serius terutama bila ada keluarganya yang kena TB.
"Kami harapkan masyarakat yang ada keluarganya pernah kena TB agar keluarga yang lain melakukan pemeriksaan ke puskesmas terdekat. Hal ini untuk menekan pertumbuhan kasus TB di Kota Denpasar," ujarnya.
Salah seorang penderita TB Ketut Sulatri (28) menyampaikan sebelumnya ia menderita batuk tanpa henti selama sebulan. Setelah melakukan pemeriksaan ke dokter batuknya sempat sembuh, namun setelah beberapa minggu kembali batuk.
Terus atas saran dari petugas PPTI untuk melakukan pengecekan dahak dan diketahui positif TB. Setelah minum obat selama tiga minggu, dan sekarang batuknya sudah berhenti.
Ia berterima kasih pada Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Kesehatan dan petugas PPTI yang selalu memberikan perhatian bagi penderita TB.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Masyarakat yang rentan kena kasus TB adalah masyarakat yang salah satu keluarganya kena TB," kata Kabid Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Denpasar dr Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda, MKes di Denpasar, Jumat.
Oleh karena itu, ujar Dharmayuda, perlu dilakukan pemeriksaan atau pendeteksian bagi kelompok yang rentan TB untuk memastikan tidak kena penyakit tersebut.
"Pada tahun ini ditargetkan 27 ribu pendeteksian masyarakat yang rentan kena kasus TB. Dengan adanya agen langsung dari penderita TB yang telah sembuh diharapkan dapat memberikan informasi yang benar pada masyarakat di sekitarnya," ujarnya pada acara penyerahan sembako pada 150 penderita TB di Kota Denpasar.
Baca juga: Wapres: Penanggulangan tuberkulosis tidak boleh surut saat pandemi
Terkait dengan pemberian sembako pada penderita, Dharmayuda berharap dapat membantu meningkatkan asupan gizi penderita selain juga serangkaian Hari TB sedunia dan HUT ke-235 Kota Denpasar.
Menurut dia, penderita TB pasti sembuh bila mengikuti aturan pengobatan yang telah ditentukan yaitu minum obat tanpa putus selama enam bulan.
Selain itu juga tetap menjaga kesehatan melalui asupan gizi dan olah raga serta tetap menjaga kebersihan lingkungan. "Kami harapkan pada para penderita jangan putus asa untuk meminum obat agar meminum obat sesuai aturan yang telah ditentukan," katanya.
Dharmayuda juga meyakinkan penderita TB bisa mendapatkan obat secara gratis dari puskesmas.
Baca juga: Hari TB Sedunia, COVID-19 belenggu pengendalian tuberkulosis
Ketua Badan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Kota Denpasar dr I Made Sudhana Satrigraha menyampaikan tujuan pemberian sembako ini untuk membantu meningkatkan gizi penderita.
Saat ini baru 150 paket sembako yang diserahkan dari yang pertahunnya dianggarkan 1.000 paket sembako.
Sudhana menambahkan, jumlah kasus TB di Kota Denpasar fluktuatif tiap tahunnya. Sesuai data yang ada, tahun 2020, jumlah kasus TB di Denpasar sebanyak 1.086 kasus, tahun 2021 sebanyak 1.050 kasus dan tahun 2022 dengan 1.363 kasus.
Dari kasus ini ada tingkat masyarakat berisiko yang harus menjadi perhatian serius terutama bila ada keluarganya yang kena TB.
"Kami harapkan masyarakat yang ada keluarganya pernah kena TB agar keluarga yang lain melakukan pemeriksaan ke puskesmas terdekat. Hal ini untuk menekan pertumbuhan kasus TB di Kota Denpasar," ujarnya.
Salah seorang penderita TB Ketut Sulatri (28) menyampaikan sebelumnya ia menderita batuk tanpa henti selama sebulan. Setelah melakukan pemeriksaan ke dokter batuknya sempat sembuh, namun setelah beberapa minggu kembali batuk.
Terus atas saran dari petugas PPTI untuk melakukan pengecekan dahak dan diketahui positif TB. Setelah minum obat selama tiga minggu, dan sekarang batuknya sudah berhenti.
Ia berterima kasih pada Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Kesehatan dan petugas PPTI yang selalu memberikan perhatian bagi penderita TB.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023