Bandarlampung (Antara Bali) - Deklarasi Hari Puisi Indonesia di Pekanbaru, Riau, telah dilakukan oleh para penyair dan seniman dari berbagai daerah mendapatkan sambutan hangat dari berbagai pihak.
Menurut penyair asal Lampung, Isbedy Stiawan ZS yang juga ikut mendeklarasikan Hari Puisi pada Kamis (22/11) malam itu, saat dihubungi di Bandarlampung, Minggu, menegaskan bahwa deklarasi tersebut diniatkan untuk memuliakan puisi di Indonesia.
"Kalau tak penyair yang memberi penghormatan puisi, siapa lagi akan memuliakan puisi," kata dia.
Isbedy mengutip ungkapan Rida K Liamsi, penyair Riau sekaligus inisiator-konseptor Deklarasi Hari Puisi di Pekanbaru. Hari Puisi yang dideklarasikan Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri bersama penyair yang diundang dari Papua hingga Aceh jatuh pada hari kelahiran Chairil Anwar, 26 Juli.
"Penyair lebih dulu yang menghargai, menghormati, dan memualiakan puisi," kata Rida, seperti disampaikan kembali oleh Isbedy.
Deklarasi Hari Puisi Indonesia, berisi antara lain Indonesia dilahirkan oleh puisi yang ditulis secara bersama-sama oleh para pemuda dari berbagai wilayah tanah air.
Puisi pendek itu adalah Sumpah Pemuda.
Ia memberi dampak yang panjang dan luas bagi imajinasi dan kesadaran rakyat nusantara. "Hari Puisi sebagai momentum bertemu penyair dan merayakan puisi guna memuliakan puisi," kata Rida K. Liamsi.
Para penyair yang diundang untuk mendeklarasikan Hari Puisi terbatas untuk mewakili provinsi/daerah. "Ini hanya soal anggaran untuk mengundang sebanyak penyair," kata Isbedy pula.
Dengan adanya Hari Puisi kita berharap dapat menempakan puisi untuk dihormati.
Sutardji menegaskan, bangsa yang besar adalah yang menghormati jasa-jasa pahlawannya. Tetapi, kata Sutardji lagi, kenapa tidak pada saat ini kita ikrarkan bahwa bangsa yang besar ialah bangsa yang berbudaya.
Gubernur Riau Rusli Zainal menyambut Deklarasi Hari Puisi yang dibacakan Presiden Penyair Sutardji Calzoum Bachri, didampingi para penyair Indonesia, di Anjungan Seni Idrus Tintin, Pekanbaru. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Menurut penyair asal Lampung, Isbedy Stiawan ZS yang juga ikut mendeklarasikan Hari Puisi pada Kamis (22/11) malam itu, saat dihubungi di Bandarlampung, Minggu, menegaskan bahwa deklarasi tersebut diniatkan untuk memuliakan puisi di Indonesia.
"Kalau tak penyair yang memberi penghormatan puisi, siapa lagi akan memuliakan puisi," kata dia.
Isbedy mengutip ungkapan Rida K Liamsi, penyair Riau sekaligus inisiator-konseptor Deklarasi Hari Puisi di Pekanbaru. Hari Puisi yang dideklarasikan Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri bersama penyair yang diundang dari Papua hingga Aceh jatuh pada hari kelahiran Chairil Anwar, 26 Juli.
"Penyair lebih dulu yang menghargai, menghormati, dan memualiakan puisi," kata Rida, seperti disampaikan kembali oleh Isbedy.
Deklarasi Hari Puisi Indonesia, berisi antara lain Indonesia dilahirkan oleh puisi yang ditulis secara bersama-sama oleh para pemuda dari berbagai wilayah tanah air.
Puisi pendek itu adalah Sumpah Pemuda.
Ia memberi dampak yang panjang dan luas bagi imajinasi dan kesadaran rakyat nusantara. "Hari Puisi sebagai momentum bertemu penyair dan merayakan puisi guna memuliakan puisi," kata Rida K. Liamsi.
Para penyair yang diundang untuk mendeklarasikan Hari Puisi terbatas untuk mewakili provinsi/daerah. "Ini hanya soal anggaran untuk mengundang sebanyak penyair," kata Isbedy pula.
Dengan adanya Hari Puisi kita berharap dapat menempakan puisi untuk dihormati.
Sutardji menegaskan, bangsa yang besar adalah yang menghormati jasa-jasa pahlawannya. Tetapi, kata Sutardji lagi, kenapa tidak pada saat ini kita ikrarkan bahwa bangsa yang besar ialah bangsa yang berbudaya.
Gubernur Riau Rusli Zainal menyambut Deklarasi Hari Puisi yang dibacakan Presiden Penyair Sutardji Calzoum Bachri, didampingi para penyair Indonesia, di Anjungan Seni Idrus Tintin, Pekanbaru. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012