Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Pemerintah Provinsi NTT mempelajari pola pengamanan yang diterapkan oleh Polda Bali dalam beberapa ajang internasional untuk diterapkan pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Tahun 2023.
 
Rombongan Kapolda NTT Inspektur Jenderal Polisi Johanis Asadoma bersama Wakil Gubernur Provinsi NTT Josef Nae Soi diterima oleh Kapolda Bali Inspektur Jenderal Polisi Putu Jayan Danu Putra dan sejumlah pejabat tinggi Polda Bali di Mako Polda Bali, Kamis (19/1).
 
Polda Bali dipilih sebagai tempat belajar terkait pengamanan bertaraf internasional mengingat keberhasilan Polda Bali dalam mengamankan beberapa ajang Internasional yang berlangsung di Pulau Bali hingga puncaknya pada KTT G20 pada November lalu.
 
Sekjen PBB bahkan menyebut monitoring Command Center 91 ITDC Polda Bali diakui sebagai salah satu Command Centre terbaik dengan sistem pengamanan yang bersinergi dengan para pemangku kepentingan terkait, baik dari pemerintah maupun masyarakat adat dilakukan dengan pasti.
 
Adapun tujuan utama kedatangan Kapolda dan Wakil Gubernur NTT pada intinya ingin mengkaji banyak hal dari Polda Bali dan juga melakukan pembenahan pada beberapa aspek terkait pelaksanaan KTT ASEAN 2023 di wilayah NTT.
 
Paparan mekanisme dan tahapan pengamanan selama KTT G20  di Bali disampaikan oleh Kapolda Bali Putu Jayan, kepala Dinas Perhubungan, perwakilan dari Dinas Pariwisata, kepala Dinas Kominfodan perwakilan dari Dinas PUPR Provinsi Bali.
 
"Saya selaku Kapolda Bali mengucapkan selamat datang rombongan Kapolda dan Wagub NTT dan juga selamat atas terpilihnya Provinsi NTT sebagai salah satu lokasi event KTT ASEAN 2023. Semoga dapat berjalan dengan lancar,” kata dia.
 
Kapolda Bali mengatakan pada pelaksanaan pengamanan Keketuaan Indonesia G20 bulan November lalu, Polda Bali memperkuat sinergi dengan Kodam IX/Udayana, Pemerintah Provinsi Bali, BIN Daerah Bali dan instansi terkait lainnya. 
 
Selain fasilitas pengamanan, fasilitas pendukung untuk kelancaran kegiatan G20 juga sangat penting seperti misalnya kesiapan tujuh rumah sakit rujukan dan lain sebagainya.
 
Kapolda Bali mengatakan bahwa sistem dan pola Pengamanan dibagi menjadi menjadi tiga zona, mencakup dari dalam lokasi acara sampai di luar, sedangkan untuk standar pengamanan, pihaknya menyebutkan setiap delegasi dari kedatangan, kegiatan dan sampai kepulangan dilakukan pengawalan yang ketat.
 
"Kami juga menyusun SOP untuk setiap satuan tugas dan objek pengamanan agar mampu berperan dan bertindak sesuai dengan kondisi yang terjadi, termasuk penyediaan 137 unit CCTV analitik dan 2.188 unit CCTV yang tersebar di beberapa titik rawan yang tersebar di Denpasar dan Badung. 
 
"Drone seluruhnya dikendalikan atau terhubung langsung dengan Command Center ITDC," kata dia.
 
Dalam setiap kegiatan, baik sarana dan prasarana, kata Putu Jayan, pihaknya selalu melibatkan Brimob dan K-9 untuk pengamanan dan sterilisasi objek dan kendaraan delegasi, dan menyiapkan rencana tindakan escape atau evakuasi untuk VVIP dan VIP jika terjadi situasi kontijensi.
 
Beberapa kepala dinas yang ikut dalam kegiatan pertemuan tersebut, juga menyampaikan berbagai persiapan dan eksekusi berbagai hal teknis untuk mendukung kinerja kepolisian dan juga penyediaan fasilitas pendukung lainnya.
 
Wakil Gubernur Provinsi NTT Josef Nae Soi menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan oleh jajaran Polda Bali.
 
"Terima kasih atas sambutan yang kami terima, dan untuk semua yang telah disampaikan kami akan ikuti semua sesuai yang dilakukan oleh Polda Bali," kata dia.
 
Sementara itu, Kapolda NTT Irjen Pol. Johanis Asadoma mengatakan bahwa pihaknya akan banyak mengadopsi pola pengamanan dan SOP yang dilakukan oleh Polda Bali selama perhelatan G20 untuk pengamanan KTT ASEAN 2023 di NTT nantinya.
 
”Saya sangat terkesan dengan penyampaian yang disampaikan Kapolda Bali, dan saya akan terapkan nanti pada pengamanan KTT ASEAN di NTT,” kata dia.

Pewarta: Rolandus Nampu

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023