Amlapura (Antara Bali) - Produksi udang diharapkan meningkat sebesar 74,75 persen mulai tahun 2010 hingga 2014, sehingga ke depan Indonesia mampu menjadi negara pengekspor induk udang vaname.

"Udang merupakan komoditi penting yang harus dikembangkan untuk memenuhi permintaan konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Produksi udang kita harapkan meningkat 74,75 persen dari 400 ton menjadi 699 ton. Kita dapat menjadi negara eksportir induk udang vaname," harap Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu.

Fadel melakukan kunjungan kerja ke Bali dengan meninjau fasilitas produksi induk udang vaname di Pusat Pembenihan Udang Vaname (Broodstok Center) Kabupaten Karangasem.

Saat ini, Departemen Kelautan dan Perikanan memiliki dua Broodstock Canter di Karangasem, Bali dan Situbondo, Jawa Timur. "Dengan adanya dua broodstock center ini kita sebagai penghasil udang di dunia naik posisinya dari peringkat empat menjadi pertama," harap Fadel.

Sejak tahun 2005, pemerintah mencanangkan budidaya udang sebagai komoditas unggulan revitalisasi perikanan. Guna mencapai target produksi udang sebesar 540 ribu ton, diperlukan induk sedikitnya 900 ribu ekor dan benur udang sebanyak 52,31 miliar.

Dengan adanya pusat pembenihan udang, diharapkan bisa mencapai target untuk membangkitkan kejayaan budidaya udang. "Tahun ini kita masih impor 320 ribu ekor induk udang vaname, sedang kebutuhan dalam negeri mencapai 900 ribu hingga 963 ribu ekor pertahun," paparnya didampingi Dirjen Perikanan Budidaya Dr Made L Nurjana.

Produksi udang vabame selama ini dikembangkan dengan teknologi semi intensif lewat manajemen budidaya yang lebih baik, ditargetkan produksinya meningkat 17,38 peren pertahun yakni 275 ribu ton pada tahun 2010 menjadi 500 ribu ton pada 2014.

"Pusat produksi induk udang unggul vaname nusantara di Bali ini untuk mememuhi kebutuhan induk udang dalam negeri dan mengurangi ketergantungan akan induk impor. Kemampuan produksi broodstock center diperkirakan mencapai 240 ribu ekor induk unggul pertahun dan akan nenjadi broodstock center terbesar di dunia," ucap Fadel.

Di pihak lain keberadaan broodstock center dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar, khususnya terkait penyerapan tenaga kerja. Untuk harga bibit induk udang vaname impor sekitar Rp30-Rp35 perekor, sedang produksi broodstock center dijual seharga Rp20-Rp22 per ekornya.

Dalam kunjungannya itu, Fadel didampingi Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali Ir Gusti Putu Nuriartha.

Fadel Muhammad melakukan kunjungan kerja ke Bali, guna melihat dari dekat sejumlah proyek yang mampu meningkatkan produksi dan mutu perikanan di daerah ini.

Saat ini pusat pembenihan yang beroperasi sejak Mei 2009 itu merupakan terbesar di kawasan Asia Tenggara. Produksi bibit udang vaname diharapkan mampu memenuhi kebutuhan bibit bagi pengembangan matadangan bernilai ekonomis tinggi di Bali dan kawasan timur Indonesia. (*)

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009