Objek wisata Taman Pancing, Denpasar Selatan, Bali, kini dilengkapi perahu kecil atau sampan yang disewakan masyarakat Bali yang pekerjaannya terdampak pandemi COVID-19.

Ketua Komunitas Boat TamPan Dhea Febry Kurniawan sebagai pencetus usaha baru penyewaan sampan itu mengatakan hingga saat ini sudah ada sembilan perahu kecil yang siap digunakan untuk mengangkut pengunjung objek wisata tersebut.

"Saya bukan mengajak orang, tapi ada yang ingin ikut, sama-sama cari makan, yang penting tertib utamakan keamanan, aturan kapasitas dipatuhi tidak boleh lebih dari empat orang misalnya," kata dia di Denpasar, Kamis.

Dhea menyebut delapan orang penyewa lainnya merupakan pekerja pariwisata, dengan rata-rata berprofesi sebagai sopir, namun pandemi COVID-19 mengharuskan mereka menjual kendaraannya dan beralih bekerja di laut sebagai pemancing udang.

Pada November 2022 lalu, ketua penyewaan sampan di objek wisata Taman Pancing itu membeli sebuah perahu kecil berukuran sekitar 3 meter jenis speed boat, awalnya ia sengaja mencoba di sungai yang mengalir di sana untuk memastikan tak ada kebocoran saat diturunkan di laut kawasan Pelabuhan Benoa.

"Saya coba dulu di sini, setelah beberapa kali putaran tiba-tiba ada yang tanya apa ini disewa, saya iyakan saja, nah dari sana muncul idenya, saya turunkan dengan tarif seikhlasnya," ujarnya.

Baca juga: Wisata perahu di Danau Tamblingan mampu gaet turis asing

Wisata dengan mengitari sungai sebanyak tiga kali putaran atau menghabiskan waktu selama 10 menit itu kini diberi tarif Rp10 ribu per pengunjung, namun tak menutup kemungkinan untuk pengunjung menawar harga.

Dhea mengakui bahwa usaha penyewaan sampan ini sendiri semakin ramai dan di kenal sejak awal Januari 2023, dan sebelumnya ramai di hari Sabtu dan Minggu pukul 15.00 Wita hingga 18.00 Wita.

"Maksimal dalam satu jukung (perahu kecil, Red) empat orang termasuk bendeganya, selain faktor keamanan juga agar tidak berebut muatan, supaya adil. Kalau ramai satu jukung bisa dapat Rp80 ribu dalam 3 jam, paling sedikit Rp20 ribu, uang bensinnya saja itu," kata dia menjelaskan.

Selain tetap melaut dan mencari nafkah dengan menyewakan sampannya, anggota komunitas ini juga turut melakukan pembersihan sungai Taman Pancing, khususnya saat pembatas dam dibuka dan sampah dari hulu mengalir.

"Kita tiap hari Minggu pagi ambil sampah, karena kalau ada sampah akan tersangkut dibaling-baling. Jadi kalau air naik kita berhenti, tapi setelah itu kita dapat kiriman sampah, kita agendakan bersih-bersih seminggu sekali," ujarnya.

Salah satu pengunjung objek wisata Taman Pancing bernama Rahma Diah yang datang bersama keluarganya mengaku senang dapat mencoba wahana perahu kecil tersebut.

"Ini pertama kali lihat sampan di tengah sungai, biasanya di pantai, senang karena murah juga," ujarnya kepada media di Denpasar.

Baca juga: Indonesia raih dua emas Kejuaraan Perahu Naga se-Asia ke-13

Rahma mengatakan awalnya datang hanya untuk melihat pemandangan sungai yang ditata rapi dengan hiburan-hiburan yang sejak lama ditawarkan masyarakat dan pedagang, namun karena melihat wahana tersebut, akhirnya ia mencoba.

"Baru tahu juga, belum pernah ke sini dan tahunya ada kuda saja, karena tumben langsung saja coba, mungkin ke depannya bisa lebih banyak hiburan lain lagi," kata dia.

ANTARA melaporkan sejumlah objek wisata alam kini dipadati wisatawan, baik mancanegara maupun domestik, seperti Air Terjun "Taman Sari Waterfall dan Natural Pool" di Kabupaten Gianyar, Bali. "Saya datang pagi, ternyata sudah banyak bule yang datang, malah wisatawan lokal belum ada, tapi agak siang mulai ramai wisatawan asing dan lokal," kata wisatawan asal Malang, Santoso, yang sudah seminggu di Bali.
 

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023